GridHot.ID - Eks Dirut RSUD Padangsidimpuan Tetty Rumondang Harahap alias THR (60) tewas dibunuh dan dibakar suaminya Ahmad Yuda.
Diketahui, motif Ahmad Yuda membunuh dan membakar istrinya tersebut gara-gara cemburu buta.
Polisi berhasil membongkar siasat licik yang dilakukan Ahmad Yuda untuk menutupi jejak pembunuhan yang dilakukannya.
Melansir Kompas.com, TRH (60), wanita warga Perumahan Genta 1, Kecamatan Batu Aji, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) ditemukan tewas di rumahnya pada Sabtu (11/11/2023) sekitar pukul 00.30 WIB.
Korban ditemukan tertelungkup di atas kasurnya dalam kondisi terbakar 90 persen di kamar tidur yang berada di lantai satu.
TRH adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut). Diduga ia tewas karena dianiaya dan jasadnya dibakar.
Dari keterangan saksi, korban terakhir kali terlihat beraktivitas pada Jumat (3/11/2023) sore.
Ia selama ini tinggal bersama suaminya yang telah berangkat ke Jakarta untuk bekerja.
"Suami korban ini kerjanya di Jakarta, dan sudah berangkat ke Jakarta minggu lalu,” kata Kasat Reskrim Polresta Barelang, Kompol Bernufus Budi Hartono yang dihubungi, Sabtu (11/11/2023).
Dilansir dari tribunstyle.com, begitu licik dan jahatnya sosok pria bernama Ahmad Yuda. Ahmad Yuda adalah pelaku pembunuhan Tetty Rumondang Harahap (60).
Tetty Rumondang Harahap adalah mantan Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padangsidimpuan, Sumut.
Ahmad Yuda nekat menghabisi nyawa dan membakar istrinya sendiri. Kini polisi berhasil membongkar siasat licik yang dilakukan Ahmad Yuda untuk menutupi jejak pembunuhan yang dilakukannya.
Disebutkan bahwa setelah membakar jasad korban, AY kabur menggunakan rambut palsu dan sempat mengutus sopirnya.
Sosok Tetty yang masih berstatus ASN di Dinas Kesehatan Sumut itu tinggal di Batam bersama suaminya, Ahmad Yuda beberapa bulan terakhir.
Sebelumnya, Tetty sempat bercerai dengan suaminya yang pertama yakni Muhammad Darwin Zulhadi.
Jenazah Tetty Rumondang Harahap ditemukan dengan kondisi hangus terbakar di dalam kamar rumahnya di Batuaji, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) pada Sabtu (11/11/2023) dini hari.
Belakangan diketahui, pelaku pembunuhan ternyata Ahmad Yuda. Ia tertangkap di terminal bus di Pekanbaru, Riau, saat hendak kabur ke Medan, Sumatera Utara, Sabtu kemarin.
“Alhamdulilah Tim Jatanras Polresta Barelang dan Unit Reskrim Polsek Batuaji bertindak cepat dan tidak perlu waktu lama pelaku pembunuhan sadis di Batuaji langsung berhasil diungkap,” kata Wakapolsek Batuaji AKP Herman Kelly, Minggu (12/11/2023).
Pelaku Ahmad Yuda yang telah dihadiahi timah panas di kedua kakinya itu digelandang ke Polresta Balreng Baru untuk dimintai keterangan dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Terkait motif pembunuhan, Kasat Reskrim Polresta Barelang Kompol Budi Hartono belum menjelaskan kepada wartawan karena masih menggali keterangan dari pelaku.
“Nanti diekspose, masih pendalaman dari pelaku,” katanya singkat kepada media, Minggu (12/11/2023).
Kepada wartawan di Polresta Barelang, Ahmad Yuda mengaku nekat menghabisi nyawa istrinya karena emosi terbakar cemburu.
"Saya emosi karena cemburu," katanya.
Ahmad Yuda menjelaskan, ia memergoki seorang pria keluar dari dapur rumahnya. Saat itu, dia sempat terlibat cekcok dengan Tetty Rumondang.
"Pas saya datang ada laki-laki yang datang dari dapur keluar rumah," ujar Ahmad Yuda dengan raut penyesalan.
Di tengah tersulut emosi, Yuda langsung mengambil kayu lesung dan memukul kepala Tetty.
Setelah istrinya terjatuh, Yuda membuat skenario membakar jasad korban untuk menghilangkan jejak. "Saya pukul pakai kayu lesung. Aku bakar pakai bensin," beber Yuda.
Yuda mengaku membeli bensin eceran. Lalu menyusun beberapa buah botol di atas kain. Lalu menaruh 7 buah tabung gas 3 kg di sekitar korban.
Setelah melakukan aksinya itu, Yuda melarikan diri ke Jakarta.
"Habis itu saya lari ke Jakarta," ujarnya.
Lalu dari Jakarta pelaku terbang ke Pekanbaru. Untuk mengelabui polisi, pelaku memakai rambut palsu. Namun, polisi berhasil melacak pelaku dan menangkapnya di Riau.
Ahmad Yuda mengatur siasat licik untuk menutupi jejak pembunuhan yang dilakukannya.
Ia mengutus sopirnya untuk pura-pura mengecek kondisi korban dengan dalih tidak bisa dihubungi.
Warga menyebut, awalnya ada sopir keluarga korban yang datang ke rumah tersebut pada Sabtu (4/11/2023) sekitar 23.50 WIB.
“Jadi terungkapnya kasus ini karena orang dekat suami korban yang meminta untuk mengecek keberadaan korban karena sejak Jumat malam sudah tidak bisa berkomunikasi lagi,” kata tetangga korban.
"Saat itu ada laki-laki yang mengaku keluarga korban, menanyakan kondisi ibu tersebut. Jadi laki-laki itu meminta ditemani untuk mendobrak pintu karena sudah dipanggil tidak menyahut dari dalam," imbuhnya.
Tetangga tersebut mengaku ketakutan dan tak berani kalau hanya berdua.
"Jadi saya lapor ke Pak RT, saat itu kami Pak RT dan laki-laki yang mengaku keluarga korban mendobrak pintu rumah dari depan," katanya.
Setelah pintu terbuka, mereka kaget lantaran dari belakang pintu terdapat susunan kain dan di atasnya ditaruh botol air minum berisi pertalite.
"Botol air minum berisi pertalite itu ditaruh di setiap sambungan kain, mulai dari pintu sampai ke kamar korban," kata sumber.
Saat melihat kondisi tersebut, mereka langsung keluar dan memberitahukan kepada polisi.
"Mungkin pak RT menghubungi polisi, dan saat itu polisi baru tiba di lokasi sekitar pukul 01.20 WIB dini hari," katanya.
Ia menjelaskan, awalnya polisi yang datang hanya Bhabinkamtibnas.
"Saat polisi itu datang kami masuk sama-sama sampai ke dalam kamar korban. Namun setelah sampai di kamar ternyata kondisi mayatnya terbakar, dan di sekeliling mayat ada tujuh tabung gas. Sementara kondisi kamar dan pintu kamar sudah terbakar," kata dia.
"Kami disuruh polisi bersama polisi Bhabinkamtibnas itu keluar dari rumah korban," ungkap saksi.
Tetangga korban yang namanya tidak mau disebutkan mengatakan, korban baru dua minggu tinggal di perumahan tersebut.
Rumah yang ditempati itu baru dibeli pada Februari 2023 dan direnovasi sebelum ditempati.
"Kayaknya setahu kami dua minggu ini, baru ibu itu sering berada di rumah," katanya.
Ia mengatakan sejak rumah itu dibeli, korban sering datang ke lokasi. Namun tidak pernah lama.
"Paling lama ini kadang dua hari, kadang satu hari aja," katanya.
Santi, tetangga korban lainnya, menuturkan, semasa tinggal di Perumaham Mukakuning Indah, korban dikenal orang yang baik dan ramah.
Bahkan keseharian korban memang terlihat tinggal sendiri.
“Katanya si suaminya kerja di Jakarta, makanya jarang kelihatan,” ungkap Santi.
Ali, warga sekitar mengatakan, walau berstatus ASN dan berdinas di Dinas Kesehatan Sumut, Tetty diketahui mengajar di Batam.
“Di Batam, korban ini berprofesi sebagai dosen keperawatan di salah satu universitas swasta, tapi saya tidak tahu juga universitas mana,” kata Ali, Sabtu (11/11/2023).
Ali mengungkapkan, selama bertetangga, korban dikenal orang yang sangat ramah dan tinggal bersama suaminya.
“Tapi suaminya bekerja di Jakarta, jadi tidak terlalu lama di sini, kecuali pas liburan baru mereka kumpul,” kata Ali.
Wakapolsek Batuaji AKP Herman Kelly menjelaskan, korban ditemukan tertelungkup di atas kasurnya dalam kondisi terbakar 90 persen di kamar tidur yang berada di lantai satu.
Berdasarkan keterangan saksi, korban terakhir kali terlihat beraktivitas pada Jumat (3/11/2023) sore.
Hari itu pula ia melihat suami korban berangkat ke Jakarta diantar oleh sopir.
"Tidak lama setelah suaminya berangkat, ada dua orang laki-laki yang datang ke rumahnya, menggunakan mobil silver," ujarnya.
Setelah kedua laki-laki yang menggunakan mobil silver itu masuk ke rumah korban, sejak saat itu pula tidak ada lagi aktivitas di rumah tersebut.
"Baru keesokan harinya ketahuan bahwa ibu itu sudah meninggal," sebutnya.
Aksi pelaku tergolong sadis. Pelaku diduga menganiaya korban hingga tewas dengan benda tumpul di bagian kepala.
Pelaku lalu membungkus kepala korban dengan kantong sampah berwarna hitam. Bagian dalam kantong sampah tersebut berlumuran darah.
Kepada polisi, Ahmad Yuda mengakui perbuatannya. Ia mengatakan memukul korban dengan kayu di bagian kepala dan badan 11 kali. Lalu korban dibakar.
Polisi pun telah mengamankan sejumlah barang bukti (BB), antara lain ponsel Android yang diduga milik korban dalam kondisi hangus terbakar.
Lalu di lokasi kejadian, ada tujuh unit tabung gas LPG 3 kg yang mengelilingi tubuh korban di dalam kamar tersebut dan delapan botol berisikan bahan akar minyak (BBM) jenis partalite.
Tak hanya itu, polisi juga menemukan kain dan pakaian serta kayu kering yang dirangkai saling terhubung sejauh lebih kurang lima meter dari tubuh korban.(*)