10 Bulan Pilot Susi Air Disandera KKB Papua, Begini Kondisi Kapten Philips, Panglima Agus: Kita Kedepankan Operasi Teritorial

Rabu, 06 Desember 2023 | 17:13
YouTube Kompas TV

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto akan mengedepankan operasi teritorial untuk pembebasan pilot Susi Air yang disandera KKB Papua.

Gridhot.ID - Terkuak kondisi pilot Susi Air, Kapten Philips Marthen yang sudah hampir 10 bulan disandera KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.

Adapun sampai saat ini, Kapten Philips masih belum dapat dibebaskan.

Sejak ditangkap oleh Egianus Kogoya dan kelompoknya di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan pada 7 Februari 2023, aparat terus berusaha mencari keberadaan Kapten Philips.

Bukti-bukti bahwa Kapten Philips masih hidup sempat dikeluarkan. Setidaknya sudah 3 kali video dan foto sang pilot tersebar ke berbagai media, yang terakhir dirilis pada 25 Mei 2023.

Dalam video terakhir, Egianus Kogoya bersama kelompoknya berpose menodongkan senjata ke arah Philip, mengancam akan melukai jika pemerintah Indonesa tidak mengakui kemerdekaan Papua dalam waktu 2 bulan.

Lantas, bagaimana kondisi Kapten Philip saat ini?

Kepala Operasi Damai Cartenz 2023 Kombes Faizal Ramadhani menjelaskan bahwa Kapten Philips masih dalam keadaan sehat, walau hingga kini belum bisa diselamatkan.

Faizal memastikan bahwa setiap saat aparat keamanan selalu mencari cara untuk mengetahui keadaan sandera.

"Kita kan terus melakukan pemetaan, terus melakukan update terkait keberadaan pilot, hal itu terus menerus kita lakukan. Sambil memastikan bahwa pilot dalam keadaan sehat, itu yang paling utama," ujarnya saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (5/12/2023).

Mengenai kapan terakhir infomasi itu didapatkan, Faizal hanya mengatakan bahwa hal itu dipastikan dalam beberapa waktu terakhir.

"Dalam beberapa minggu terakhir ini, paling tidak dalam satu minggu terakhir ada informasi pilot dalam keadaan sehat," cetusnya.

Baca Juga: Sadisnya KKB Papua Bantai 13 Penambang Emas, Ada Warga Sulawesi yang Tubuhnya Hangus Terbakar, Ini IdentitasParaKorban

Operasi teritorial

Sementara itu,Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan, mengedepankan operasi teritoial untuk megupayakan pembebasan Kapten Philips.

"Kita akan melibatkan Forkopimda untuk komunikasi, berkomunikasi, itu saja. Makanya ke depan kita kedepankan operasi teritorial," kata Agus usai dilantik Presiden Jokowi, Rabu (22/11/2023).

Agus juga memastikan bahwa Kapten Philips saat ini dalam kondisi baik.

"(Kabarnya) baik, baik," tutur dia.

Dok. Jubir TPNPB Sebby Sambom
Dok. Jubir TPNPB Sebby Sambom

Pilot Susi Air, Kapten Philips Marthen disandera KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.

Disandera

Sebagai informasi, Kapten Philip disandera oleh KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya di Distrik Paro, Kabupaten Nduga pada 7 Februari 2023.

Sejak saat itu, Egianus Kogoya kerap membawa sanderanya berkeliling Nduga hingga ke Kabupaten Lanny Jaya, dengan berjalan kaki.

Aparat keamanan masih berusaha melakukan negosiasi walau hingga kini Kapten Philip belum juga dibebaskan.

Selain itu, aparat melakukan penangkapan terhadap orang-orang yang diduga membantu Egianus Kogoya.

Baca Juga: Terkuak Kondisi Pilot Susi Air yang Hampir 5 Bulan Disandera KKB Papua, Ancaman Tembak Mati Ternyata Bukan dari Egianus Kogoya

Penangkapan pertama terjadi di Kabupaten Asmat, Papua Selatan pada 7 September 2023.

Saat itu, personel Satgas Damai Cartenz 2023 menangkap YT yang diduga merupakan simpatisan Egianus Kogoya yang bertugas menyuplai bahan makanan dan mengantarnya melalui jalur sungai.

Kemudian pada 17 September 2023, lima orang ditangkap di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Mereka dianggap simpatisan yang kerap membri informasi terkait pergerakan aparat keamanan di Distrik Kenyam kepada KKB.

Terakhir, aparat keamanan menangkap ET alias LD alias Altau, yang diduga aggota KKB Ndugama, di Kabupaten Nabire, Papua Tengah pada Selasa (19/9/2023).

Baca Juga: Pimpinan KKB Papua Tak Bisa Melawan saat Ditangkap, Ini Sosok Kopi Tua Heluka yang Lakukan 4 Aksi Kejahatan Ini di Yahukimo

(*)

Tag

Editor : Candra Mega Sari

Sumber Kompas.com