Tewas Mengenaskan di Rumah Kontrakan, 4 Anak yang Dibunuh Ayahnya di Jagakarsa Sering Diberi Makanan Tetangga

Kamis, 07 Desember 2023 | 16:25
Tribun Jakarta/Annas dan Kompas.com/Dzaky Nur Cahyo

Ayah diduga bunuh empat anak kandungnya di Jagakarsa, Jakarta Selatan masih dalam penyelidikan kepolisian.

Gridhot.ID - Innalillahi wa innailaihi rojiun, empat bocah di Jagakarsa ditemukan tewas dalam kondisi sudah membusuk di rumah kontrakan.

Dikutip Gridhot dari Tribun Jakarta, keempat bocah tersebut meninggal dunia diduga karena dibunuh oleh ayahnya sendiri.

Sang ayah diduga menyusun keempat anak tersebut berdasarkan urutan umur di kasur rumah tersebut.

Pelaku diketahui berinisial P dan ditemukan dalam kondisi lemas dengan luka di bagian pergelangan tangan.

Sebelum melakukan pembunuhan, P diketahui melakukan KDRT ke istrinya sendiri hingga dirinya dilaporkan oleh pihak kepolisian.

Selama tinggal di Jagakarsa, Jakarta Selatan, P bersama istrinya, D tidak pernah berinteraksi dengan tetangga sekitar.

P bahkan hanya sekali bertemu dengan ketua RT untuk membuat laporan tinggal.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, P, ayah yang diduga membunuh empat anak kandungnya sendiri di Jagakarsa, Jakarta Selatan, mengaku belum mendaftarkan pernikahannya dengan sang istri, D, ke Kantor Urusan Agama (KUA) maupun Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

P mengaku menikah siri dengan D sehingga tidak memiliki kartu keluarga (KK).

Pengakuan itu disampaikan P kepada Yakob, Ketua RT 004 RW 03 Kelurahan Jagakarsa, saat mengontrak di wilayah tersebut sekitar sembilan bulan lalu.

"Kan saya mintain KTP sama si P, tapi enggak dikasih-kasih tuh. Alasannya, (P bilang), 'Saya nikah di bawah tangan', siri, gitu. Jadi, belum ada KK," ujar Yakob, Rabu (6/12/2023) malam.

Baca Juga: Geger Penemuan Jasad 4 Anak di Jagakarsa, Tetangga Sempat Cium Bau Tak Sedap di Sekitar TKP

Selama P tinggal di lingkungannya, Yakob tidak menaruh kecurigaan apa pun. Namun, dia mengakui bahwa keluarga P jarang bersosialisasi dengan tetangga.

P yang diketahui perantau asal Aceh tidak memiliki pekerjaan tetap. Terakhir, P berprofesi sebagai sopir.

Sementara itu, D bekerja sebagai karyawan swasta. Namun, Yakob tidak mengetahui pasti tempat kerja D yang merupakan warga asli Jagakarsa itu.

"Yang jelas istrinya (P) itu pagi keluar, sorenya pulang ke rumah. Si pelaku juga kadang gitu," ujar Yakob.

Menurut Yakob, hanya anak-anak mereka yang seringkali bermain di pelataran kontrakan, yakni VA (6), S (4), A (3), dan As (1).

Oleh sebab itu, tetangga lebih sering berinteraksi dengan anak-anaknya dibandingkan dengan P dan D.

"Sering main di sini (halaman kontrakan). Makanya kadang-kadang dikasih makanan sama tetangga," ujar Yakob.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, Tribun Jakarta