GridHot.ID - Kasus penemuan mayat wanita yang berprofesi sebagai ASN di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, menjadi sorotan.
ASN yang ditemukan meninggal dunia itu berinisial DWH, berusia 45 tahun.
DWH ditemukan tak bernyawa di rumahnya yang beralamat di Perumahan Pasadena, Kelurahan Tonatan, Kecamatan Ponorogo, pada jumat (22/11/2023).
Melansir TribunnewsBogor.com, DWH diduga sudah meninggal dunia selama tiga hari sebelum mayatnya ditemukan di rumahnya.
Sementara di dalam rumah tersebut yang menemani mayat DWH ada sang putra, QU (10).
Ternyata sudah tiga hari, QU tinggal bersama mayat ibunya yang sudah terbujur kaku.
Gelagat Anak Korban
Wakil RT Perumahan Pasade, Wahyudin menceritakan awal kecurigaan warga soal kematian DWH.
Ternyata mulanya tetangga merasa terganggu dengan bau menyengat.
"Tadi pas lewat sini aromanya udah, kirain kayak tikus. Baunya menyengat sekali," ujar Wahyudin dikutip dari Youtube Garda.
Bersama warga lain, Wahyudin pun memberanikan diri masuk ke rumah DWH.
Kala itu ada QU yang membukakan pintu untuk warga.
Melihat ke arah ruang tamu, Wahyudin dan warga sekitar pun akhirnya tahu asal-usul bau buruk tersebut.
"Saya beranikan diri masuk tapi saya enggak berani buka karena saya enggak pakai kaos tangan. Ada anaknya yang buka pintu 'le bukain'. Setelah dibuka, oh ya udah (ada mayat)," imbuh Wahyudin.
Setelah ditelisik lebih lanjut, ternyata QU sudah tinggal bersama mayat ibunya selama tiga hari.
Enggan bercerita ke warga soal ibunya meninggal, QU justru santai sembari membeli makan di luar rumah.
"Anaknya di situ, bahkan dua kali keluar beli makan. Enggak cerita sama tetangga," kata Wahyudin.
Perihal sosok korban dan anaknya, tetangga menyebut DWH tertutup.
Bahwa QU tidak pernah bermain dengan anak-anak di komplek tersebut.
Untuk diketahui, DWH dan QU hampir satu tahun menempati rumah tersebut.
"Anaknya memang semenjak setahun bertempat di situ, anaknya tidak pernah bermain dengan anak di sini. Ibunya juga jarang bersosialisasi," akui Wahyudin.
Anak Minta Tolong Guru
Melansir TribunJatim.com, anak DWH, QU, disebut sempat menelepon gurunya yangbernama Arini dan memberitahu ibunya sudah meninggal.
Guru Airin menjelaskan QU yang berada di dalam rumah sempat mengirim pesan menggunakan ponsel DWH.
Dalam pesan tersebut, Airin diminta untuk ke rumah karena DWH telah meninggal.
"Saya sama DWH sering komunikasi. Waktu pertama hanya meminta saya ke sini," ungkap Arini.
"Saya WA kembali kan jam 10 itu. Nah dalam WA tersebut mengaku bahwa yang berbalas pesan adalah anaknya yang berinisial QU," lanjutnya.
Arini mengaku sangat kaget mendapat kabar meninggalnya DWH dari QU.
"Saya telepon, diangkat. QU ngomong ibu meninggal, ibu meninggal. Hanya itu saja dan terus berulang. Saya langsung kesini," tandasnya.
Setiba di rumah DWH, Airin bingung karena kondisi rumah tertutup dan mencoba membuka jendela.
"Q posisinya di teras. Saya minta Q membuka pintu dan benar sudah meninggal dunia. Baru laporan RT dan polisi,” katanya.
Keberadaan Suami Korban
Sementara itu, kasus tersebut kini ditangani Polsek Ponorogo.
Perihal waktu kematian DWH, penyidik hingga kini masih melakukan penyelidikan.
Kapolsek Ponorogo Iptu Muhammad Sahid Mustofa belakangan mengungkap identitas korban.
Ternyata selama ini DWH tinggal hanya berdua dengan anaknya QU.
"Jenazah ini cuma tinggal berdua sama anaknya," ucap Iptu Muhammad Sahid Mustofa.
Perihal sang suami, beredar isu DWH dan suaminya, TK sudah pisah rumah.
Kendati demikian pasca-jasad DWH ditemukan, suaminya langsung menuju ke TKP.
Setelah TK tiba di TKP, barulah polisi membawa jenazah DWH ke RSUD dr Harjono guna penyelidikan.
Pasca-kejadian, tampak QU langsung ditenangkan oleh penyidik kepolisian.
(*)