Terungkap Pelaku yang Tembak Kopda Hendrianto Hingga Gugur, Sebby Sambom: Ini Merupakan Kelanjutan Perang!

Rabu, 27 Desember 2023 | 16:13
Istimewa via Tribun Papua

Kopda Hendrianto meninggal dunia usai diserang KKB Papua

Gridhot.ID - KKB Papua kembali melakukan serangan ke para prajurit TNI yang sedang bertugas.

Dikutip Gridhot dari Kompas TV, Kopda Hendrianto dari Batalyon Infeanteri 133 Yudha Sakti dinyatakan gugur usai mendapat serangan mendadak dari KKB Papua.

Diketahui, Kopda Hendrianto menjadi korban tewas dalam insiden penyerangan KKB di Pos Satgas Pamtas, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, kemarin Senin (25/12). Ia tertembak di bagian kepala.

Brigjen Rayen menjelaskan bahwa Kopda Hendrianto gugur saat turun dari kendaraannya untuk melakukan pengecekan pos di tempatnya bertugas.

Luka tembak di bagian kepalanya menyebabkan Kopda Hendrianto kehabisan darah dan meninggal dunia.

Kini Kopda Hendrianto akan mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa satu tingkat.

"Insya Allah akan kita ajukan kenaikan satu pangkat. Dalam kebiasaan kita, TNI atau pemerintah memberikan penghargaan kepada prajurit yang gugur di medan pertempuran dengan kenaikan pangkat satu tingkat," kata Komandan Korem (Danrem) 032/Wirabraja Brigjen TNI Rayen Obersyl.

KKB Papua mengakui sendiri kalau serangan yang membuat Kopda Hendriyanto gugur merupakan hasil perbuatan mereka.

Dikutip Gridhot dari Tribun Papua, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) bertanggungjawab atas penyerangan pos Satgas Pamtas TNI Pos Bousha di Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya pada Senin (25/12/2023).

Juru Bicara TPNPB Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sebby Sambom, menyebut penyerangan dikomandoi oleh Mamfred Fatem, selaku wakil komandan operasi TPNPB di wilayah itu.

Aksi penyerangan itu dilaporkan TPNPB Wilayah IV Sorong Raya di bawah Pimpinan Deny Moos dan Komandan Operasi Mayor Arnoldus Yansen Kocu kepada Sebby.

Baca Juga: Tertembak di Kepala, Kopda Hendrianto Gugur Diserang KKB Papua Usai Pengamanan Natal di Maybrat, Begini Kronologinya

"Panglima Bridgen Deny Moos dan Komandan Operasi Mayor Arnoldus Yansen Kocu mengatakan bahwa mereka bertanggungjawab atas serangan ini," ujar Sebby secara tertulis kepada Tribun-Papua.com, Selasa (26/12/2023).

"Ini merupakan kelanjutan Perang Pembebasan Nasional Papua Barat demi merebut kembali hak kemerdekaan yang telah dirampas oleh Indonesia pada 1 Mei 1963," sambungnya.

Sebby menegaskan, perang tidak akan berhenti selama Pemerintah Indonesia menduduki Tanah Papua.

Pihaknya mengeklaim masyarakat asli Papua tidak bebas merayakan Natal, sebab aparat keamanan bersenjata lengkap menjaga ketat cara ibadah di gereja secara massive.

"Ini adalah bentuk terror kepada rakyat Papua oleh militer dan Polisi Indonesia," Sebby menuding.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas TV, tribun papua