Gridhot.ID - Fredy Pratama menjadi salah satu pelaku kriminal yang paling dicari Polri.
Tak hanya polisi Indonesia, beberapa negara lainnya juga berusaha menangkap Fredy Pratama.
Dikutip Gridhot dari Banjarmasin Post, Fredy Pratama adalah seorang gembong narkoba yang berasal dari Kalimantan Selatan.
Ia mengendalikan sindikat narkoba internasional yang menyelundupkan sabu dan ekstasi dari Thailand ke Indonesia dan Malaysia.
Fredy Pratama memiliki beberapa nama panggilan, seperti Miming, Wang Xiang Ming, dan Fredy Miming.
Ia juga pernah melakukan operasi plastik untuk mengubah wajahnya agar sulit dikenali oleh polisi.
Fredy Pratama masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) sejak tahun 2014 dan menjadi buronan Interpol dari empat negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Amerika Serikat23.
Ia diduga bersembunyi di wilayah Segitiga Emas, sebuah zona surga bandar narkotika di Asia Tenggara.
Fredy Pratama memiliki aset senilai Rp 10,5 triliun yang berasal dari hasil kejahatan narkoba.
Aset-aset tersebut meliputi restoran, hotel, rumah, mobil, motor, dan tanah di berbagai daerah, terutama di Banjarmasin.
Polisi telah menyita sebagian besar aset tersebut sebagai barang bukti.
Fredy Pratama merupakan otak di balik peredaran gelap narkoba yang sangat besar dan terstruktur.
Dari tahun 2020 hingga 2023, polisi telah menangkap 884 tersangka yang merupakan kaki tangan Fredy Pratama dan menyita 10,2 ton sabu dan 116.346 butir ekstasi.
Jaringan narkoba Fredy Pratama juga terlibat dalam tindak pidana pencucian uang.
Fredy Pratama memiliki hubungan dengan beberapa selebriti dan selebgram, baik sebagai teman, kerabat, maupun pelanggan.
Kini Polri masih berusaha untuk bisa menangkap Fredy Pratama yang diketahui bersembunyi di luar negeri.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri mengungkap kendala bos sindikat narkoba jaringan internasional, Fredy Pratama, belum ditangkap hingga kini.
“(Fredy Pratama) dilindungi oleh gengster karena orangtuanya adalah bagian dari sindikat narkoba di Thailand,” kata Direktur Tindak Pidana (Dirtipid) Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa saat konferensi pers, Jumat (29/12/2023).
Mukti juga mengatakan, Fredy Pratama masih terindikasi berada di Thailand.
“Masih terindikasi di Thailand, cuma kami masih mendapatkan kesulitan untuk melakukan penangkapan,” ujar Mukti.
Mukti menambahkan bahwa Bareskrim Polri terus bekerja sama dengan kepolisian Thailand, selain juga dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Bea Cukai.
“Jadi mohon waktu, jadi kami tetap berupaya,” kata Mukti.
Sebagaimana diketahui, Polri telah menangkap sekitar 44 anak buah Fredy Pratama dalam kasus tindak pidana narkoba serta tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Fredy diduga mengendalikan peredaran gelap narkoba jenis sabu dan ekstasi di negara Indonesia dan Malaysia.
Fredy dikenal memiliki nama samaran The Secret, Cassanova, Mojopahit, dan Airbag.
Ia juga disebut sudah mengubah identitas dan wajahnya lewat operasi plastik.
Terkait jaringan narkoba ini, setidaknya Polri telah menyita total Rp 75,62 miliar aset dari anak buah Fredy yang telah menjadi tersangka dan ditangkap.
Rincian total aset tersebut di antaranya sebanyak 20 tanah dan bangunan di berbagai wilayah senilai Rp 44 miliar.
Kemudian, ada 18 unit kendaraan atau senilai Rp 7,8 miliar telah disita.
Terdapat juga uang tunai senilai Rp 22 miliar.
Barang-barang mewah lain seperti perhiasan senilai Rp 1,82 miliar.
(*)