GridHot.ID - Seorang ibu asal Michigan, Amerika Serikat, bernama Shanda Vander Ark (44) dinyatakan bersalah atas penelantaran, penyiksaan, dan pembunuhan terhadap putranya yang seorang difabel.
Shanda pun terancam hukuman penjara seumur hidup.
Momen persidangan terhadap Shanda yang digelar pada Jumat (15/12/2023) tampak menjadi sorotan.
Pasalnya, dalam persidangan tersebut, Shanda sekonyong-konyong memuntahkan isi perutnya ketika diperlihatkan foto anaknya yang dia biarkan mati kelaparan di dalam lemari.
Melansir people.com pada 19 Desember 2023, Shanda dituduh menganiaya putranya yang bernama Timothy Ferguson (15) yang ditemukan tewas pada Juli 2022.
Timothy meninggal dengan keadaan kurus kering, berat badan hanya 31 Kg.
Menurut laporan WZZM, berdasarkan hasil autopsi, Timothy menunjukkan tanda-tanda malnutrisi dan hipotermia.
Awal kasus kematian tragis Timothy Ferguson
Dilansir dari UniLad pada Minggu (17/12/2023), Timothy Ferguson ditemukan tewas pada Juli 2022 di dalam lemari dan ditutupi dengan terpal.
Saat pengadilan, jaksa Matt Roberts menanyakan Shanda soal pengakuan palsunya terkait Timothy yang dimandikan air hangat.
Lalu jaksa menunjukkan foto tubuh Timothy yang disebut begitu kurus kering dan diduga mati kelaparan itu.
Jaksa pun bertanya apakah seperti ini tubuh Timothy saat Shanda memasukkannya ke dalam bak mandi.
Lalu Shanda menutup mulutnya dan mulai muntah ke dalam keranjang yang ada di bawah.
Shanda pun langsung meminta maaf dan terus muntah akibat melihat kondisi memilukan anaknya saat meninggal.
Hakim kemudian meminta ruang sidang untuk dikosongkan.
Ketika persidangan dimulai kembali, Shanda tidak kembali ke ruang sidang dan dinyatakan bersalah atas pembunuhan anak kandungnya
Dia akan dijatuhi hukuman secara rinci pada 29 Januari 2024 mendatang, dan terancam hukuman penjara seumur hidup.
Paul Ferguson, kakak dari Timothy yang juga menghadapi tuduhan pembunuhan dan diduga terlibat dalam kejahatan Shanda.
Paul pun mengaku kepada penyelidik bahwa dia memandikan Timothy dengan air es saat pembunuhan atas instruksi ibunya.
Paul mengaku bahwa dia telah meninggalkan tubuh Timothy di dalam air es selama empat jam.
Timothy dimandikan air es sebagai bagian dari dugaan penyiksaan yang dilakukan oleh ibu dan sang kakak.
Selain pembunuhan dan mati kelaparan, Timothy juga mengalami penyekapan, tangan yang diikat dengan tali, serta dilarang tidur.
Disebutkan juga bahwa Shanda memaksa Timothy untuk minum saus pedas, dan meminta Paul mengejek Timothy dengan makanan di depannya.
"Menurut saya, saya memiliki Sindrom Stockholm," kata Paul ketika mau disuruh-suruh sang ibunda.
"Saya ingin menemukan panutan, karena harga diri saya yang rendah, saya akan melakukan apa saja untuk membuat mereka bangga pada saya," tutup Paul.
(*)