Gridhot.ID - Kasus pembunuhan empat anak di Jagakarsa, Jakarta Selatan sudah mulai terungkap.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Panca Darmansyah diketahui membunuh empat anak kandungnya sendiri di rumah kontrakan di Jalan Kebagusan Raya, RT 004 RW 003, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Panca membunuh keempat anaknya usai melakukan KDRT ke istrinya sendiri beberapa hari sebelum kejadian.
Hal kejam ini dilakukan Panca karena dirinya merasa cemburu dengan istrinya yang memiliki hubungan dengan pria lain.
Panca sendiri merupakan seorang pengangguran yang disebut jarang berinteraksi dengan tetangga sekitar.
Pembunuhan yang dilakukan Panca menggegerkan banyak pihak karena jasad keempat anaknya baru ditemukan beberapa hari usai dibunuh.
Dikutip Gridhot dari Tribun Jakarta, berbeda dari ketiga adiknya SP (4), AR (3), dan AS (1), anak sulung Panca Darmansyah berinisial VA (6) ternyata sempat melawan saat dibekap oleh ayah kandungnya.
Pada reka adegan ke-22, Panca Darmansyah mengendong anak bungsunya AS ke dalam kamar.
Kepada ketiga anaknya yang lain Panca Darmansyah menyebut akan menidurkan bayi mungil tersebut.
Lalu di atas ranjang, Panca Darmansyah nyatanya membekap mulut dan hidung korban selama 15 menit hingga meninggal dunia.
Kemudian, satu persatu anaknya yang lain dibawa dari ruang tamu ke kamar untuk turut dibunuh.
Setiap selesai membekap anaknya, Panca Darmansyah menempelkan telinganya ke dada korban.
Ia ingin memastikan anak-anaknya tersebut sudah meninggal dunia.
Setelah yakin anaknya meninggal dunia, Panca Darmansyah lalu mengandengkan tangan para korban.
Kemudian saat reka adegan ke-25, Panca Darmansyah membawa VA ke dalam kamar.
Sama seperti adik-adiknya yang lain, VA hanya tahu dibawa ke kamar untuk tidur siang.
Namun saat sampai di ranjang, VA justru dibekap dengan sekuat tenaga oleh Panca Darmansyah.
Dengan sisa tenaga yang ada, VA tenryata sempat berusaha melawan.
"Ini ngelawan yang korban karena posisinya sudah besar, dia berontak," jelas Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Henrikus Yossi.
Tenaga bocah kecil tersebut akhirnya habis, ia lalu meninggal dunia menyusul ke-3 adiknya.
Setelah itu, Panca Darmansyah beranjak dan mengambil mainan kesayangan anak-anaknya.
Mainan itu dia letakkan di samping jenazah keempat anaknya.
"Adegan 28, Panca mengambil barang-barang kesayangan anak-anaknya, boneka dan mobil-mobilan. Ditaruh di sebelah jenazah," katanya.
Selanjutnya, Panca Darmansyah keluar dari kamar tersebut dan menutup pintu.
Setelah itu, pria pengangguran tersebut mencoba bunuh diri hingga menulis pesan untuk istri dengan darahnya sendiri.
"Setelah itu, dia keluar ditutup pintu kamar, lalu mencoba bunuh diri sayat tangan kiri, darahnya dipakai nulis di lantai 'puas bunda'," pungkasnya.
(*)