Gridhot.ID - Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens masih berada di dalam genggaman KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.
Dikutip Gridhot dari Tribun Toraja, Egianus Kogoya masih belum melepaskan kapten Philip dari tempatnya.
Bahkan beberapa waktu lalu sempat ada video di mana Egianus Kogoya menodongkan senjata ke kapten Philip dan mengancam akan menembak mati jika dalam jangka waktu yang ditentukan pemerintah Indonesia tidak memenuhi permintaan mereka.
Hingga kini Pemerintah dan aparat gabungan masih terus berusaha melakukan negosiasi.
Hampir setahun sudah Egianus Kogoya membawa kapten Philip berkeliling di pedalaman hutan Papua.
Kapten Philip disandera sejak 7 Februari 2023 lalu.
Kala itu Philip sedang berusaha mendaratkan pesawat di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Namun Philip langsung dibawa KKB Papua dan pesawatnya dibakar agar tak bisa kabur.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, secara fisik, keadaan sang pilot hanya dapat diketahui melalui dokumentasi yang disebarkan KKB melalui media sosial.
Setelah cukup lama tidak pernah ada foto atau video sang pilot, tampilan fisik Philip kembali disebar pada 25 Desember 2023.
Pada foto tersebut, pilot berkewargangaraan Selandia Baru tersebut terlihat sudah berambut panjang dan hanya berdua dengan sang penyandera, Egianus Kogoya.
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menanggapi positif beredarnya foto tersebut. Bagi dia, hal itu dapat membantu aparat untuk menunjukan kondisi dari Philip.
"Ah bagi saya itu tidak apa-apa, kan biar tahu kalau dia sehat," ujarnya di Jayapura, Kamis (4/1/2024).
Sementara Kepala Operasi Damai Cartenz 2024 Kombes Faizal Ramadhani mengungkapkan, foto tersebut betul dokumentasi terbaru dari Philip.
"Antara waktu pengambilan foto dengan waktu unggahnya itu hanya beda 1-2 hari saja," ujarnya di Jayapura, Selasa (2/1/2024).
Mengenai lokasi pengambilan Foto pun telah diketahui.
"Foto itu sekitar-sekitar itu juga, di daerah Yuguru," cetusnya.
Faizal sebelumnya mengungkapkan, lebih dari enam bulan Egianus Kogoya tidak satu lokasi dengan Philip.
Pergerakan pimpinan KKB saat menuju lokasi pilot disandera diketahui aparat keamanan. Namun penegakan hukum tidak dilakukan berkaitan dengan keselamatan pilot sebagai sandera.
"Pergerakan Egianus menuju lokasi pilot termonitor, tidak ada upaya penangkapan karena saat ini masih proses negosiasi," ucap dia.
Negosiasi Tetap Berjalan
Meski sudah berlangsung 11 bulan, Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri kembali menegaskaan, upaya pembebasan Philip masih mengedepankan upaya persuasif.
Tanpa memberi jawaban pasti, ia menjelaskan, proses pembebasan Philip terus berkembang.
"Tentunya kan proses ini jalan terus, jadi biar saja negosiasi itu kita lakukan. Saya tetap mempercayai tokoh-tokoh yang sudah selama ini berupaya ke dalam, saya tidak mau mengintervensi. Mudah-mudahan kita bisa dapat hasil yang terbaik," tuturnya.
Para negosiator yang diturunkan, sambung Fakhiri, selalu memberi informasi terbaru mengenai sang pilot meski mereka belum berhasil membebaskannya.
"Jadi sebagai Kapolda kita sudah percaya beberapa tokoh itu, saya serahkan. Tentunya, kami selalu diberi informasi tentang bagaimana penangannya," kata dia.
Fakhiri mengaku sempat berekspetasi Philip akan dibebaskan sebelum 25 Desember 2023 atau saat perayaan Natal, tetapi hal itu urung terjadi.
"Nah ini kalau kemarin kalau harusnya kita bisa dapat, kalau sekarang masih mundur lagi. Ya kita berdoa mudah-mudahan ke depan itu bisa lebih baik," kata dia.
Ia pun mengungkapkan bahwa salah satu tokoh yang pernah bertemu langsung dengan Philip adalah Penjabat Bupati Nduga Edison Gwijangge.
"Ya seperti itu," cetus Fakhiri.
Sebagai informasi, Penyanderaan Kapten Philip terjadi di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, pada 7 Februari 2023.
Sejak saat itu, Egianus kerap membawa sanderanya berkeliling Nduga hingga ke Kabupaten Lanny Jaya, dengan berjalan kaki.
Aparat keamanan masih berusaha melakukan negosiasi walau hingga kini Kapten Philip belum juga dibebaskan.
Sementara aparat melakukan penangkapan terhadap orang-orang yang diduga membantu Egianus Kogoya.
Penangkapan pertama terjadi di Kabupaten Asmat, Papua Selatan, pada 7 September 2023.
Saat itu, personel Satgas Damai Cartenz 2023 menangkap YT yang diduga merupakan simpatisan Egianus Kogoya yang bertugas menyuplai bahan makanan dan mengantarnya melalui jalur sungai.
Kemudian 17 September 2023, lima orang ditangkap di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Mereka dianggap simpatisan yang kerap membri informasi terkait pergerakan aparat keamanan di Distrik Kenyam kepada KKB.
Terakhir, aparat keamanan menangkap ET alias LD alias Altau, yang diduga aggota KKB Ndugama, di Kabupaten Nabire, Papua Tengah, Selasa (19/9/2023).
(*)