Ada yang Berpangkat Mayor, Ini 3 Oknum TNI yang Jadi Penadah Kendaraan Bodong di Sidoarjo, Kantongi Rp 30 Juta dari Sewa Gedung

Kamis, 11 Januari 2024 | 20:25
KOMPAS.com/RIZKY SYAHRIAL

Polda Metro tangkap dua orang tersangka sindikat penyelundupan kendaraan ke Timor Leste, Rabu (10/1/2024).

Gridhot.ID - Terbongkar gudang penyimpanan kendaraan bodong di Sidoarjo membuat heboh, terlebih ada anggota TNI AD yang terlibat.

Melansir dari Kompas.com, tiga oknum TNI AD kini menjadi tersangka penadah kendaraan bodong di Gudang Balkir Pusat Zeni Angkatan Darat (Pusziad) Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Kadispenad Brigjen TNI Kristomei Sianturi mengatakan, ketiga anggota itu yakni Mayor Czi BP, Kopda AS dan Praka J.

"Betul sudah ditetapkan sebagai tersangka," ujar Kristomei kepada wartawan, Rabu (10/1/2024).

Mereka terjerat pasal 126 KUHP militer terkait penyalahgunaan kekuasaan.

Selain itu, ketiganya juga terjerat pasal 103 KUHP militer karena menolak atau tidak menaatin perintah dinas.

Ketiganya terancam pidana paling lama lima tahun penjara.

Untuk diketahui, polisi sebelumnya menangkap EI dan MY yang merupakan sindikat penyelundup kendaraan bodong yang disimpan di Gudang TNI di Sidoarjo.

Sementara satu orang lainnya masih berstatus DPO.

"Kami telah menangkap dua orang tersangka, dan satu orang berinisial GS masih berstatus DPO," ucap Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra kepada wartawan, Rabu (10/1/2024).

Para tersangka itu mendapatkan ratusan kendaraan dari debitur leasing yang tidak sesuai dengan prosedur yang ada.

Baca Juga: Terungkap Lokasi Pilot Susi Air yang Disandera KKB Papua, Penampilannya Miris di Momen Natal, TNI Tetap Teguh dengan Strateginya

Kendaraan itu ditampung di Gudang Balkir Pusziad Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur untuk dijual ke Timor Leste.

"Kendaraan rata-rata tidak dilengkapi dengan STNK maupun BPKB sebagai identitas ketika dibeli ataupun ditampung oleh para pelaku," papar Wira.

Tersangka membayar sewa gudang kepada tiga oknum TNI itu kurang lebih sejumlah Rp 30 juta per bulan.

Wira menuturkan, penyelundupan kendaraan ini dilakukan selama satu atau dua bulan sekali.

Tersangka diperkirakan mendapat penghasilan sekitar senilai Rp 400 juta per bulannya.

"Kalau kami hitung kasarannya, mereka mendapat untung sekitar Rp 400 juta per bulan," tutur Wira.

Baca Juga: Suaminya Gugur Ditembak KKB Papua, Viral Momen Istri Kopda Hendrianto Menangis Histeris Peluki Peti, Singgung soal Janji

(*)

Tag

Editor : Candra Mega Sari

Sumber Kompas.com