GridHot.ID - Burung perkutut dipercaya bukan burung biasa.
Burung perkutut diyakini memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh burung lain.
Beberapa orang percaya bahwa burung perkutut memiliki khodam pendamping.
Khodam pendamping pada burung perkutut mitosnya bisa membawa keberuntungan.
Bagi yang penasaran, berikut 6 mitos yang berkaitan dengan burung perkutut.
1. Pemanggil Cinta
Di beberapa budaya di Indonesia, burung perkutut dianggap sebagai simbol pemanggil cinta.
Konon, jika seseorang mendengar suara perkutut di malam hari, itu dianggap sebagai pertanda bahwa cinta akan segera datang.
2. Bawa Keberuntungan
Beberapa orang meyakini bahwa memiliki burung perkutut di sekitar rumah atau bahkan merawatnya di dalam sangkar dapat membawa keberuntungan dan kemakmuran.
Baca Juga: 2 Arti Kedutan di Ketiak, Berhati-hatilah Agar Tak Kecolongan
3. Ramalan Cuaca
Di beberapa daerah, suara burung perkutut dianggap dapat meramalkan cuaca.
Sebagai contoh, jika burung perkutut berkicau dengan ritme atau frekuensi tertentu, masyarakat meyakini bahwa itu bisa menjadi pertanda cuaca baik atau buruk.
4. Peliharaan Pejabat
Ada kepercayaan bahwa memiliki burung perkutut sebagai hewan peliharaan bisa membawa keberuntungan terutama bagi pejabat atau orang yang memiliki kekuasaan.
5. Pelebur Sial
Beberapa orang meyakini bahwa mendengarkan atau melihat burung perkutut dapat membantu meluluhlantakkan energi negatif atau sial.
6. Kaitan dengan Mistik dan Kesaktian
Burung perkutut juga kadang-kadang dihubungkan dengan mistik dan kesaktian dalam beberapa tradisi kepercayaan.
Orang-orang percaya bahwa memiliki burung perkutut dapat memberikan kekuatan gaib atau kekuatan spiritual tertentu.
Baca Juga: 3 Weton yang Dinaungi Khodam Tridaya si Pembawa Kesuksesan
Penting untuk diingat bahwa mitos dan kepercayaan seperti ini bersifat subyektif dan bervariasi dari satu budaya atau daerah ke budaya atau daerah lainnya.
Seringkali, mitos ini diwariskan dari generasi ke generasi dan dapat memiliki variasi yang signifikan tergantung pada konteks budaya dan lokal.
(*)