GridHot.ID - Tiga orang tewas terkena runtuhan tembok pembatas SPBU di Tebet, Jakarta Selatan.
Tiga orang tersebut masih ada hubungan darah.
Seorang bocah laki-laki berhasil selamat dari peristiwa tersebut karena dilindungi sang ibu dari robohan tembok.
Dilansir dari tribunnewsmaker.com, satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak dikabarkan tewas setelah tertimpa tembok roboh di Jalan Tebet Barat Dalam Dua, Jakarta Selatan, Minggu (21/1/2024) siang.
Dalam insiden tersebut, seorang anak laki-laki menjadi satu-satunya korban yang selamat.
Anak berusia di bawah 10 tahun itu berhasil selamat diduga karena sang ibu melindunginya dari robohan tembok.
Hal itu diungkap oleh Yoki, selaku komandan regu rescue Sudin Damkar Jakarta Selatan Sektor Tebet.
"(Saat tembok roboh), ibunya kayaknya melindungi dia. Karena si anak ini kami temukan tertutupi badan ibunya.
Jadi si ibu yang ketiban (tembok) langsung," ujar Yoki kepada Kompas.com di lokasi kejadian.
Adapun, ayah, ibu, dan anak perempuan diketahui tewas di tempat akibat insiden tersebut.
Yoki menambahkan, kondisi bocah yang berhasil selamat itu cukup stabil.
Hanya ditemukan adanya luka terbuka di bagian wajah dan tangan.
Ditemukan pula memar dan lecet di kaki.
Melansir tribunsumsel.com, inilah sosok Ami Kusuma Dewi(30) yang dikabarkan menjadi korban tewas saat insiden tertimpa tembok roboh pada Minggu (21/1/2024) siang.
Ami Kusuma Dewi tewas bersama orang tuanya, Samedi Irianto (80) dan Thio Cin Nio (72) demi menyelamatkan anaknya.
Kejadian ini sendiri berlangsung di di SPBU Jalan Tebet Barat Dalam II, RT 01/RW 03, Tebet, Jakarta Selatan akan dimakamkan di TPU Jati Menteng Dalam.
Mereka merupakan penjual gado-gado yang mangkal di belakang tembok SPBU maut tersebut.
Ami Kusuma Dewi diketahui memiliki anak yang masih berusia 10 tahun.
Ami diketahui meninggal saat melindungi sang anak, Fabian (10) dari reruntuhan tembok SPBU.
Mengutip Kompas.com, Yoki, Komandan Regu Rescue Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan Sektor Tebet mengatakan, anak berusia di bawah 10 tahun itu selamat karena sang ibu melindunginya dari robohan tembok.
"(Saat tembok roboh), ibunya kayaknya melindungi dia. Karena si anak ini kami temukan tertutupi badan ibunya. Jadi si ibu yang ketiban (tembok) langsung," ujar Yoki.
Rencanya, jenazah Ami akan ditumpangi dengan pada pusara anak mertua di TPU Jati Menteng Dalam.
"Adik (Ami) saya ditumpang ke anak mertua. Tinggal menunggu surat dari kepolisian. Rencana dimakamkan di TPU Jati, Menteng Dalam. Insya Allah dimakamkan hari ini," ujar Amri Hartawan, anak Samedi dan Thio, Minggu (21/1/2024).
Sementara, jenazah kedua orang tuanya akan dimakamkan secara tumpang pada pusara mendiang kakaknya di TPU Jati Menteng Dalam.
"Ditumpang, karena di situ (TPU Jati Menteng Dalam) kan sebelumnya ada almarhum abang saya. Jadi ibu sama bapak saya ditumpang ke abang saya," kata Amri.
Rencananya setelah proses visum luar terhadap tiga korban yang dilakukan tim dokter forensik RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) rampung jenazah Samedi, Thio, dan Ami akan langsung dimakamkan.
Kronologi
Terkait kasus, Amri menuturkan tembok SPBU dengan tinggi sekitar 4 meter dan panjang 15 meter yang roboh menimpa keluarganya memang sudah dalam kondisi miring sebelum kejadian.
Menurutnya jauh sebelum kejadian warga RT 01/RW 03 yang bermukim di sekitar lokasi sudah sempat menyampaikan kondisi tembok kepada pihak pengelola SPBU agar ditindaklanjuti.
Nahas sebelum sempat diperbaiki, tembok yang berbatasan dengan warung gado-gado usaha keluarganya itu roboh ketika kedua orangtua, adik, dan keponakannya mempersiapkan dagangan.
"Memang tembok ini sudah lama miring, banyak retaknya juga.
Sudah dikomplain sama warga juga.
Ada sekitar berapa tahun (sudah miring). Makannya pas roboh ada warga marah-marah," tuturnya.
Polsek Tebet menangani kasus.
Kapolsek Tebet Kompol Murodih mengatakan berdasar hasil penyelidikan sementara Unit Reskrim pihak pengelola SPBU sudah mengetahui bahwa konstruksi tembok tidak lagi kokoh.
"Kalau dilihat dari posisi tembok itu cukup tinggi, empat meter.
Kondisinya mungkin juga di bawahnya kurang kuat. Dan ada kemiringan, dari yang tersisa ada kemiringan," kata Murodih.(*)