Gridhot.ID - Hasan Busri pelaku carok di Bangkalan, Madura kini hanya bisa meratapi nasib.
Dikutip Gridhot dari Tribun Madura, Hasan diketahui merupakan salah satu pelaku carok yang terjadi di Bangkalan, Madura.
Hasan bersama Wardi, adiknya melawan Mat Tanjar dan tiga pendekar lainnya akibat cekcok saat memperingatkan masalah lampu motor yang silau.
Pertarungan carok tersebut 2 lawan 4 menggunakan celurit masing-masing.
Hasan dan Wardi berhasil selamat dan membunuh keempat pendekar yang menjadi lawannya.
Carok itu terjadi di Desa Bumi Anyar, Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan, Jawa Timur.
Keempat korban tewas yakni Mat Tanjar, Mat Terdam, Najehri, dan Hafid.
Sebelum berangkat membunuh keempat pendekar yang paling ditakuti di desa tersebut, Hasan sempat meminta izin ke ibunya akan melakukan carok.
Meski sempat tidak diberi izin, Hasan tetap berangkat dan membawa adiknya untuk ikut melakukan duel maut tersebut.
Dikutip Gridhot dari Tribunnews Bogor, setelah carok dan menewaskan 4 korban, Hasan dan Werdi kemudian pergi ke kebun belakang rumahnya.
"Lari dari lokasi, menghindar," kata Hasan dikutip dari Youtube tvOneNews, Selasa (23/1/2024).
Keduanya lari bukan untuk kabur, tapi untuk menyerahkan diri ke polisi.
Mereka kemudian menghubungi kakak tertuanya untuk meminta lapor ke polisi.
"Suruh lapor polisi," ungkap Hasan lagi.
Diakui Hasan dan Werdi, keduanya lari ke kebun belakang rumah karena sudah kebingungan.
Hasan mengaku tak mungkin pulang ke rumah, karena hanya ada istri dan ibunya.
"Bingung mau ke mana, lebih baik menyerahkan diri," katanya.
Setelah itu, kakak mereka, Abdul Rahman kemudian datang ke kebun setelah ditelepon keduanya.
Diungkap sang kakak, kondisi Hasan dan Werdi saat itu gemetar.
"Kenapa kamu lakukan itu, dek?," tanya Abdul Rahman pada kedua adiknya.
Saat itu Hasan mengaku emosi lantaran dipukul oleh Mat Tanjar.
"Saya ndak kuat, saya dipukul katanya," ujar sang kakak menirukan ucapan Hasan Busri malam itu.
Lantas Abdul Rahman pun menanyakan apa kesalah Hasan hingga akhirnya dipukul oleh Mat Tanjar.
"Saya ndak punya salah apa-apa, saya cuma negor bilangnya mau ke mana kak," jelasnya lagi menirukan penjelasan Hasan Busri.
Namun Mat Tanjar saat itu naik pitam hingga turun dari motor lantas memukuli Hasan.
Sebagai kakak, perasaan Abdul Rahman saat itu langsung tak karuan.
"Takut, gimana campur aduk ya," kata dia.
Apalagi diakui Abdul Rahman, ia juga mengenali para korban.
"Saling kenal tatap muka, biasa lewat," bebernya.
Setelah itu Abdul Rahman pun membawa dua adiknya itu pulang ke rumah ibunya untuk menyerahkan diri ke polisi.
Tak lama kemudian keduanya dijemput oleh polisi dari tim gabungan Jatanras Ditreskrimum dan Sat Reskrim Polres Bangkalan.
Menurut dia, saat itu ibu dan istri Hasan langsung histeris.
"Waduh nangis, apalagi istrinya, ndak bisa dibayangkan, ibu juga nangis karena udah sepuh," kata dia.
Kemudian sebelum dibawa ke Polres Bangkalan, Hasan pun menitipkan anak-anaknya kepada Abdul Rahman.
"Dia bilang tolong kasih makan anak saya, bilangnya ke saya, jaga, disuruh ngaji," jelasnya.
Bahkan hingga saat ini, kata dia, istri Hasan masih sering menangis.
Apalagi ia kini harus jadi tulang punggung keluarga, setelah suaminya dipenjara.
"Istrinya sering nangis sampai sekarang, dia tulang punggung, anaknya kecil-kecil," pungkasnya.
Hasan dan Werdi diamankan pada 13 Januari 2024 sekira pukul 01.00 WIB
(*)