GRIDHOT.ID-Dalam primbon Jawa, terdapat keyakinan bahwa hari kelahiran seseorang dapat memengaruhi kepribadian dan kharisma mereka.
Berikut adalah beberapa contoh hari kelahiran dan gambaran umum tentang kharisma yang kuat menurut primbon Jawa:
1. Senin Pahing
- Orang yang lahir pada hari Senin Pahing diyakini memiliki kharisma yang kuat dan dapat dengan mudah memikat hati orang lain.
- Mereka cenderung memiliki daya tarik yang lembut, penuh pesona, dan ramah.
2. Selasa Pon
- Pemilik hari kelahiran Selasa Pon dianggap memiliki kharisma yang energetik dan penuh semangat.
Baca Juga: 7 Ciri-ciri Weton yang Punya Khodam Penyembuh Segala Penyakit
- Mereka mampu memancarkan kepercayaan diri dan daya tarik yang bisa membuat orang terpikat.
3. Rabu Wage
- Orang yang lahir pada hari Rabu Wage cenderung memiliki kharisma yang cerdas dan berintelektual.
- Mereka dapat menarik perhatian dengan kecerdasan dan kemampuan berbicara yang baik.
4. Kamis Kliwon
- Pemilik hari kelahiran Kamis Kliwon dianggap memiliki kharisma spiritual dan dapat memberikan pengaruh positif pada orang di sekitar mereka.
- Mereka mungkin memiliki sisi mistis atau spiritual yang menarik.
Baca Juga: 2 Weton yang Suka Memelihara Kucing, Sampai Dianggap Anak Sendiri!
5. Jumat Legi
- Orang yang lahir pada hari Jumat Legi diyakini memiliki kharisma yang harmonis dan ramah.
- Mereka cenderung dapat menciptakan hubungan yang baik dengan orang lain.
6. Sabtu Pahing
- Pemilik hari kelahiran Sabtu Pahing dianggap memiliki kharisma yang kuat dan tegas.
- Mereka mungkin menarik perhatian dengan kekuatan dan ketegasan dalam pendekatan mereka.
7. Minggu Wage
- Orang yang lahir pada hari Minggu Wage diyakini memiliki kharisma yang dominan dan berani.
Baca Juga: 7 Weton Pemilik Kekuatan Tunggak Semi, Hidupnya Penuh Rezeki
- Mereka mungkin memiliki kepemimpinan yang kuat dan bisa menjadi pusat perhatian.
Perlu diingat bahwa keyakinan ini bersifat tradisional dan tidak memiliki dasar ilmiah.
Setiap individu unik, dan kepribadian seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh hari kelahiran mereka.
Interpretasi ini hanya mencerminkan pandangan dalam budaya Jawa dan dapat bervariasi dari satu tradisi ke tradisi lainnya.
(*)