GridHot.ID - Viral di media sosial nasib seorang wanita yang ditolak rumah sakit saat hendak melahirkan.
Meski kaki si jabang bayi sudah keluar, wanita itu tetap saja ditolak rumah sakit dengan alasan inkubator sedang rusak.
Melansir TribunSumsel.com, wanita itu diketahui bernama Tania.
Tania dan suaminya, Agus, merupakan warga Kelurahan Lubuk Tanjung, Kecamatan Lubuklinggau Barat I, Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan.
Tania dan Agus yang hendak menyabut kelahiran anak pertama diduga ditolak oleh RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau.
Keduanya malah diarahkan untuk melahirkan di rumah sakit lain, dengan alasan inkubator rusak.
Suami Tania, Agus, menjelaskan bahwa penolakan itu bermula saat dirinya dan sang istri serta ibu mertuanya pergi ke klinik di daerah Jalan Depati Said pada Minggu (25/2/2024) malam.
"Sampai di klinik setelah melihat kondisi istri saya bidan memberikan rujukan untuk membawanya ke RS Siti Aisyah dan bidan pun langsung memesan taxi online," ungkapnya pada wartawan, Rabu (28/2/2024).
Agus mengungkapkan,klinik merujuk istrinya ke RS Siti Aisyah karena kondisinya dancalon anaknya sudah sangat darurat, bahkan salah satu kakinya sudah keluar.
"Ya sudah darurat, bahkan kaki anak saya pun itu sudah keluar", ujarnya.
Setibanya di RS, Agus merasa kecewa karena tidak ada penanganan serius, baik dari perawat ataupun dokter rumah sakit.
Agus menyebut perawat atau dokter hanya memegang perut istrinya, tidak melakukan tindakan apapun.
"Kemudian perawat dari RS tersebut mengatakan bahwa saat ini untuk alat inkubator tidak ada karena rusak dan mereka pun menyuruh saya dan istri agar cari RS lain," ungkapnya.
Agus menuturkan pihak rumah sakitmenyarankan istrinya dibawa ke RS Dwi Sari menggunakan motor.
Pihak rumah sakit saat itu mengklaim kondisi istrinya belum parah.
Tanggapan Pj Wali Kota Lubuklinggau
Menanggapi hal itu, Pj Wali Kota Lubuklinggau, Trisko Defriansya mengaku turut prihatin dan minta maaf.
Trisko mengatakan pihaknya sudah mengambil langkah-langkah mitigasi serta sudah koordinasi dengan semua pihak.
Pihaknya juga sudah membentuk tim percepatan langkah-langkah perbaikan Rumah Sakit Siti Aisyah baik mutu maupun pelayanan dan SDM.
"Beberapa rekomendasi dari tim percepatan adalah masalah layanan, oleh sebab itu melalui dinas kesehatan dari Direktur Siti Aisyah untuk menyelesaikan dan menjelaskan dengan pasien," ungkapnya
Trisko mengatakan, untuk peralatan yang kurang untuk segera di perbaiki demi keselamatan jiwa pasien, apalagi untuk yang akan melahirkan memang dibutuhkan standarisasi.
"Dalam laporannya memang saat hendak melahirkan sudah bukaan sudah siap dan lahir prematur peralatan inkubator tidak bagus, bukannya menolong malah dua-duanya ibu dan anak tidak tertolong," paparnya.
Trisko melanjutkan, agar ibu dan anak tertolong, pihak rumah sakit merujuk pasien ke RS ibu dan Anak Dwi Sari, namun diduga saat penyampaian ada miskomunikasi masalah pelayanan itu.
"Makanya kami lakukan penyelidikan, kami juga sudah mengundang pihak-pihak ekspet yang lain di antaranya cara komunikasi dan melayani tapi memang pelan-pelan ya memang kita lupa bahwa bukan hanya membangun fisik saja," ungkapnya.
Selain itu, saat ini pihaknya tengah berupaya membangun SDM di rumah sakit.
Menurutnya banyak catatan dalam membangun SDM ke depan, salah satunya masalah kelebihan pegawai dan disiplin jam kerja para dokter.
"Karena aturannya dokter juga bisa praktik di tiga tempat, kita minta mereka mendahulukan dulu rumah sakit pemerintah ini karena mereka ASN. Karena dokter ASN kita minta rumah sakit pemerintah baru tempat kerja yang lain," bebernya.
Kemudian, untuk layanan UGD, akan dilakukanpeningkatanagar tidak terjadi hal serupa di kemudian hari.
"Layanan-layanan ini sedang kami lakukan perbaikannya," ujarnya.
(*)