GRIDHOT.ID-Menurut primbon Jawa, terdapat beberapa weton yang dianggap memiliki karakteristik khusus terkait dengan rezeki lancar namun kesulitan dalam mencari pasangan.
Berikut adalah 5weton yang diberi rezeki lancar tapi kesulitan dalam mencari pasangan:
1. Selasa Pon
Orang yang lahir pada hari Selasa Pon cenderung diberkati dengan rezeki yang lancar, namun sering mengalami kesulitan dalam mencari pasangan hidup.
Ini mungkin karena kekuatan energi yang dominan pada hari tersebut memberikan fokus yang lebih pada pencapaian materi daripada urusan asmara.
2. Kamis Wage
Hari Kamis Wage juga dianggap memiliki karakteristik serupa.
Baca Juga: 4 Weton yang Disukai Khodam Agresif Singa Turu, Pendiam tapi Mematikan
Orang yang lahir pada hari ini sering dianggap memiliki kemampuan untuk mendapatkan rezeki dengan relatif mudah, namun sering mengalami kesulitan dalam urusan percintaan.
3. Jumat Kliwon
Meskipun Jumat sering dianggap sebagai hari yang baik untuk urusan asmara, namun jika seseorang lahir pada hari Jumat Kliwon, mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mencari pasangan.
Ini bisa menjadi konsekuensi dari energi yang kuat pada hari tersebut yang mungkin lebih mengarah pada spiritualitas atau pencapaian lainnya daripada hubungan romantis.
4. Minggu Pahing
Orang yang lahir pada hari Minggu Pahing diyakini memiliki kemampuan untuk mendapatkan rezeki yang baik, tetapi sering mengalami kesulitan dalam menemukan pasangan hidup.
Ini mungkin karena kekuatan hari tersebut lebih berfokus pada pertumbuhan karir atau keberuntungan finansial.
Baca Juga: 4 Weton yang Paling Mudah Beradaptasi dengan Berbagai Keadaan
5. Sabtu Legi
Meskipun Sabtu sering dianggap sebagai hari yang baik untuk memulai sesuatu yang baru, orang yang lahir pada hari Sabtu Legi mungkin menghadapi kesulitan dalam urusan asmara.
Energi dari hari ini mungkin lebih terkait dengan pertumbuhan spiritual atau pencapaian lainnya, yang dapat mengaburkan upaya mereka dalam mencari pasangan.
Perlu diingat bahwa keyakinan ini berakar dalam tradisi dan budaya Jawa, dan tidak ada bukti ilmiah yang mendukung kebenaran atau kebenaran absolut dari interpretasi ini.
(*)