Karyawan Honorer Damkar Jakarta Timur Rudapaksa Anak, Korban Trauma Sampai Tak Mau Bertemu Laki-laki Lain Selain Adiknya

Sabtu, 23 Maret 2024 | 17:13
Istimewa

oknum Damkar tega cabuli putri kandungnya

Gridhot.ID - Petugas Damkar di Jakarta Timur yang dilaporkan melakukan rudapaksa terhadap anaknya kini masih terus diperiksa berbagai pihak.

Dikutip Gridhot dari Antara, petugas pemadam kebakaran (damkar) yang dilaporkan mencabuli anaknya telah diperiksa oleh pimpinannya di Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, namun masih menyangkal melakukan perbuatan tersebut. "Kalau kita sudah meminta keterangan atau berita acara pemeriksaan (BAP) kelanjutan dari administrasi, kan sudah kita lakukan, kita panggil yang bersangkutan kemarin," kata Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta Satriadi Gunawan.

Kebetulan yang bersangkutan juga bersama kedua orang tuanya hadir. "Sementara sampai dengan keterangan bahwa dia mengaku tidak melakukannya," kata Satriadi saat dihubungi di Jakarta, Jumat. Menurut Satriadi, pihaknya masih terus mendalami pernyataan pria berinisial SN itu dan memperkuat bukti agar kasus dugaan pencabulan ini cepat selesai dan terlihat jelas. Satriadi juga menyayangkan petugas tersebut mencoreng nama baik Damkar, khususnya petugas pemadam kebakaran di Jakarta Timur (Jaktim). "Dia status kontrak sama Sudin, ini simpel, kalau dia mencederai atau coret nama baik institusi, ya sudah gampang, langsung copot, putus kontrak," katanya.

Tapi pihaknya masih memegang asas praduga tak bersalah. "Diperiksa dululah, karena kalau gak diperiksa, dia bisa nuntut juga karena diputus tanpa proses," kata Satriadi. Satriadi menegaskan bahwa pihaknya hanya meminta keterangan atau klarifikasi dari yang bersangkutan terkait peristiwa yang dilaporkan atau dituduhkan kepadanya. ​​​Pihaknyaakan menindak tegas apabila SN terbukti bersalah. "Yang pasti kita akan tindak tegas apabila memang dia terbukti. Nah pembuktiannya itu kan sudah masuk laporannya di Polda pada bulan Januari sampai sekarang bulan Maret," katanya.

Kalau memang terbukti tidak akan ditutup-tutupi. "Tidak mungkinlah (ditutup-tutupi)," kata Satriadi.

Baca Juga: Hasil Pajak Rakyat Dibuat Maksiat, 2 Anak Pejabat Pakai Mobil Dinas Negara untuk Rudapaksa Gadis, Terungkap Caranya Menjebak Korban

Dikutip Gridhot dari Tribun Jakarta, PA (27) masih berjuang mendapat keadilan dalam kasus dugaan pencabulan dialami putrinya S (5) di kawasan Kelurahan Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur.

PA tidak pernah menyangka putri yang selama ini diasuh dan dibesarkan justru menjadi korban kekerasan seksual dilakukan orang terdekatnya, mantan suami sendiri berinisial SN.

Seorang pria oknum petugas penyedia jasa lainnya perorangan (PJLP) atau pegawai honorer Damkar Jakarta Timur yang sudah bercerai dengan PA sejak tahun 2020 lalu.

Sejak bercerai dengan SN, PA mengatakan selalu berupaya menjaga S agar terhindar dari segala bentuk kejahatan dengan mencegahnya keluar rumah tanpa pengawasan.

"Saya takut kalau dia keluar. Takut ada penculik, pemerkosaan lah. Kalau keluar pun hanya ke tempat tertentu, kayak playground, rumah saudara ," kata PA saat dikonfirmasi, Jumat (22/3/2024).

Bahkan PA mencegah S keluar rumah untuk sekedar membeli camilan dengan cara menyediakan jajanan di rumah, tujuannya meminimalkan risiko S menjadi korban kejahatan.

PA mengaku protektif selalu menjaga S tetap berada di rumah dalam pengawasan ketat lantaran khawatir dengan banyaknya kasus kekerasan menimpa anak-anak selama ini terjadi.

Nahas semua upaya menjaga S direnggut ketika SN mengajak korban menginap di rumahnya kawasan Cilangkap dengan alasan merayakan ulang tahun ke-5 korban pada 31 Januari 2024.

"Malah orangtuanya sendiri, ayahnya yang melakukan itu (kekerasan seksual) ke anaknya. Saya sudah menjaga dengan baik dan benar tapi malah ayahnya yang melakukan," ujarnya.

PA menuturkan akibat kasus pencabulan dialami S kini masih dirundung trauma, sehingga harus mendapat pendampingan psikolog lebih lanjut untuk proses pemulihan.

Pada awal kasus S bahkan sempat ketakutan untuk bertemu dengan laki-laki, termasuk orang terdekat seperti sang kakek seolah kehilangan kepercayaan pada orang terdekat.

Baca Juga: Kronologi Lengkap Siswi SMP di Lampung Disekap 3 Hari Tanpa Makan dan Dirudapaksa 10 Pria, Ibu Korban: Kalau Hari Itu Nggak Ketemu Anak Saya Mati!

Saat proses Visum et Repertum di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk keperluan penyelidikan Polda Metro Jaya, S pun disarankan agar secara berkala diberi pendampingan psikologis.

"Setelah visum katanya harus rajin-rajin ke psikolog saja. Karena anak ini kalau ketemu cowok lain selain adik saya enggak berani. Sama bapak saya pun dia enggak berani," tuturnya.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Tribun Jakarta, antara