Gridhot.ID - Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Merthens hingga kini masih terus disandera oleh KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, sudah setahun lebih KKB Papua menyandera pilot Susi Air tersebut tanpa adanya tanda-tanda membebaskan.
Sebelumnya, KKB Papua sempat melunak dan mengaku akan membebaskan kapten Philip pada 7 Februari 2024.
Namun nyatanya sang pilot Susi Air malah terus dibawa untuk berpindah-pindah tempat dari satu markas ke markas lainnya di pegunungan Papua.
Tercatat, KKB pimpinan Egianus Kogoya dan kelompoknya pernah membawa Philip ke Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, yang berbatasan langsung dengan Nduga. Selain itu, Egianus diyakini juga sempat membawa Philip ke Distrik Lambewi, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Seluruh pihak dari pemerintahan Indonesia sudah berusaha untuk melakukan negosiasi dengan kelompok yang menyandera kapten Philip.
Tapi nyatanya hingga kini belum ada negosiasi yang tercapai untuk disepakati.
Pemerintah Selandia Baru sudah mendatangi Indonesia untuk membicarakan hal ini.
Pihak pemerintah Selandia Baru sendiri cukup keheranan dengan aksi Egianus Kogoya menyandera kapten Philip Mark Mehrtens.
Dikutip Gridhot dari Pos Kupang, pemerintah Selandia Baru – Australia, menyatakan keherananya atas sikap Kelompok Kriminal Bersenjata pimpinan Egianus Kogoya yang sampai sekarang belum membebaskan pilot Susi Air, Philips Mark Merthens yang masih disandera.
Pasalnya, pilot Susi Air adalah warga sipil yang membawa pesawat (Susi Air) di Papua. Pilot itu tidak punya hubungan sama sekali dengan urusan kemerdekaan yang saat ini sedang diperjuangkan oleh pihak yang berhimpun dalam KKB Papua.
Asumsi ini disampaikan Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen Izak Pangemanan saat berada di Subden Denma Mabes TNI, Jakarta Pusat, Selasa 26 Maret 2024.
Ia mengungkapkan bahwa sampai saat ini, pemerintah Selandia Baru, negara asal Philips Mark Merthens, telah menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah Indonesia untuk membebaskan pilot Susi Air yang masih disandera KKB Papua.
"Duta besar mereka (Selandia Baru) sudah bertemu saya dan menyampaikan bahwa pemerintah New Zeeland menyerahkan sepenuhnya pada pemerintah Indonesia untuk membebaskan pilot yang disandera,” ujar Izak.
Ia juga menyebutkan, bahwa pemerintah Selandia Baru mengakui kedaulatan Indonesia. Oleh karena itu mereka meminta KKB Papua segera melepaskan warga negaranya yang kini masih disandera.
Argumentasinya, kata Izak Pangemanan, adalah pilot Susi Air yang disandera itu merupakan warga sipil biasa, yang tidak ada hubungannya dengan kemerdakaan Papua yang kini sedang diperjuangkan KKB.
"Tidak ada hubungannya dengan Papua merdeka, tidak ada hubungannya dengan konflik Papua. Dia (Philips Mark Merthens) hanya seorang tukang ojek yang pakai pesawat," ujar Izak.
Sampai saat ini, lanjut Izak, pihaknya masih terus berupaya membebaskan pilot Susi Air dengan melibatkan semua pihak, baik tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, keluarga juga pemerintah daerah setempat.
"Komunikasi yang intensif masih kita lakukan. Kita juga selalu mengedepankan pemerintah daerah setempat, Melalui pemerintah daerah itu kita libatkan forkopimda yang ada," ucapnya.
Semakin banyak pihak yang dilibatkan, ungkap Pangdam Izak Pangemanan, itu akan semakin baik. Karena semuanya berusaha dalam satu spirit yang sama, yakni membebaskan pilot Susi Air dengan cara yang baik untuk kebaikan bersama pula.
"Makanya selalu kami bilang, bahwa negoisasi ini butuh waktu, butuh kesabaran dan konsistensi. Kalau ini kita jalan dengan baik, saya kira pasti akan ada hasil," sambungnya.
Ia juga memastikan, bahwa saat ini pilot Susi Air itu dalam keadaan sehat meski disandera KKB Papua sudah lebih dari satu tahun.
Selama rentang waktu yang cukup lama, lanjut Pangdam Izak Pangemanan, anggota KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya itu rupanya menjaga pilot itu dengan baik.
Bahkan semua kebutuhannya, lanjut dia, dipenuhi dengan baik. Makanya sampai sekarang pilot itu masih hidup dan menyatu dengan anggota KKB Papua.
"Jadi, mereka (KKB Papua) itu menjaga dan merawatnya dengan baik, sehingga sampai sekarang pilot yang disandera itu masih sehat walau semua kebutuhannya tak dipenuhi secara baik," ujarnya.
(*)