Difitnah Curi Mobil hingga Dikejar Warga dan Polisi, Dokter Dwi Fatimahyen Tewas Kecelakaan, Terungkap Ucapan Terakhirnya Saat Telepon Orang Tua

Rabu, 03 April 2024 | 09:42
Istimewa

Dokter di Jambi tewas kecelakaan

GridHot.ID - Seorang dokter di Jambi tewas tragis dalam sebuah kecelakaan tunggal.

Pasalnya, dokter yang belakangan diketahui bernama Dwi Fatimahyen itu panik dikejar-kejar oleh warga dan polisi.

Perempuan malang itu dituding sebagai pelaku pencurian mobil, padahal ia tengah mengendarai mobilnya sendiri.

Melansir tribunjabar.id, seorang dokter muda asal Jambi bernama Dwi Fatimahyen mengalami nasib nahas.

Dia meninggal dunia dalam kecelakaan di Mestong, Muaro, Jambi. Peristiwa itu terjadi pada Minggu (31/3/2024).

Kecelakaan terjadi saat dia dikejar warga yang menuduhnya mencuri mobil Daihatsu Ayla.

Awalnya, Dwi dikejar oleh warga yang meneriakinya di sekitar wilayah Pal 10, Kota Jambi.

Dokter itu sempat lari dari kejaran dengan mobilnya sampai puluhan kilometer.

Dia baru berhenti setelah menabrak satu rumah warga.

Pasiman, orangtua Dwi, tidak terima anaknya dituduh meninggal dunia saat melarikan diri karena terlibat pencurian.

Dia menuntut agar polisi mengusut tuntas orang menuduh anaknya.

Baca Juga: Detik-detik Wanita Paruh Baya Tusuk Penjaga Toko Pakai Pedang di Tangerang, Korban Tewas Seketika, Pelaku Sempat Kabur Naik Mobil

"Saya minta pihak berwajib mengusut tuntas dari adanya orang yang meneriaki maling hingga yang membuat anaknya celaka hingga mengalami kecelakaan," ucap Pasiman dilansir Tribun Jambi, Minggu.

Atas kejadian tersebut, pihak keluarga menyayangkan tuduhan tidak berdasar tersebut oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Menurutnya, mobil yang digunakan tersebut bukan mobil curian seperti yang dituduhkan.

Pasalnya, mobil tersebut merupakan mobil pribadi milik mereka.

"Itu mobil anak saya, atas nama anak saya (korban). Bukan maling seperti yang diteriakkan orang," ujar Pasiman.

Dia juga menuturkan, sebelum kejadian anaknya pamit pergi ke rumah teman untuk mencari kontrakan usaha.

"Saat itu, dapat di wilayah Bayunglencir, Sumatera Selatan. Tidak benar maling, ini bukti surat-suratnya," tutur Pasiman sembari memperlihatkan BPKB.

Dilansir dari tribun-medan.com, malang nasib Dwi Fatimahyen (29), seorang dokter di Jambi, tewas setelah mengalami kecelakaan tunggal, Jumat (29/3/2024) malam.

Wanita ini tewas usai dikejar oleh polisi dan warga karena dituduh maling.

Peristiwa itu terjadi di Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi.

Padahal, saat itu, Dwi mengendarai mobilnya sendiri, Daihatsu Ayla.

Baca Juga: Wanita di Cimanggu Bogor Tewas Bersimbah Darah, Kepala Ditusuk Obeng, Suami Jadi Tersangka

Dwi Fatimahyen adalah alumni Fakultas Kedokteran, Universitas Jambi. Ia merupakan anak bungsu pasangan suami-istri Pasiman dan Nani.

Mereka tinggal di Kelurahan Pasir Panjang, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi.

"Beliau lulus STR tahun 2018, sekarang berusia 29 tahun," kata Erwin, sepupu korban yang merupakan dosen di Fakultas Hukum, Universitas Jambi, dilansir TribunJambi.com.

Erwin menjelaskan pada siang hari sebelum kejadian Dwi sedang mencari ruko untuk usaha klinik kecantikan.

Menurutnya, korban dan sang kakak yang juga berprofesi dokter telah memiliki usaha klinik kecantikan sebanyak 2 cabang.

Rencananya mereka akan menambah cabang lagi.

"Ketika dekat SPN, Dwi menelepon bapaknya Pasiman. Beliau ketakutan saat menelepon orang tuanya."

"Pak saya takut, saya dibuntuti orang," ungkap Erwin menirukan ucapan Dwi kepada ayahnya.

Saat itu ayah korban menyarankan agar sang putri tancap gas menghindari orang tersebut.

Setelah mengebut, Dwi justru diteriaki oleh tiga orang dengan sebutan maling. Mereka juga mengejar Dwi.

Tak lama kemudian, ada polisi di wilayah itu juga ikut mengejar karena mendengar teriakan maling dari tiga orang tersebut.

Baca Juga: Pembunuhan Sadis di Malam Paskah, Anak Tega Bunuh Ibu Kandung di Kupang, Leher Korban Disayat dan Mata Dicungkil

"Korban ini orangnya cemasan, gugup. Semakin dikejar oleh warga dan ada aparat juga, Dwi semakin ngebut, semakin tidak terkendali."

"Singkat cerita terjadi kecelakaan di Sekernan Muaro Jambi," jelas Erwin.

Dikatakan Erwin, pihak keluarga tak terima lantaran korban meninggal dalam fitnahan, dituduh mencuri mobil.

Padahal, mobil yang kendarai Dwi itu merupakan mobilnya sendiri dan dapat dibuktikan dengan surat menyurat.

Ia juga membantah rumor yang beredar soal Dwi melarikan diri setelah melakukan tabrak lagi.

"Ada pula infonya korban ini lari dikejar oleh warga dan polisi karena telah melakukan tabrak lagi, itu juga tidak ada."

"Kami hanya ingin klarifikasi kepada media yang memberitakan awal. Jika memang benar almarhumah ini mencuri mobil tolong dibuktikan."

"Jika beliau melakukan tabrak lari siapa korbannya, siapa yang ditabrak, tolong buktikan," tandasnya.

Dikatakan Erwin, pihak keluarga tak terima lantaran korban meninggal dalam fitnahan, dituduh mencuri mobil.

Padahal, mobil yang kendarai Dwi itu merupakan mobilnya sendiri dan dapat dibuktikan dengan surat menyurat.

Ia juga membantah rumor yang beredar soal Dwi melarikan diri setelah melakukan tabrak lagi.

Baca Juga: Ibu dan Anak Tewas Membusuk di Dalam Rumah Gegerkan Warga Cilandak, Polisi: Anaknya Meninggal Duluan

"Ada pula infonya korban ini lari dikejar oleh warga dan polisi karena telah melakukan tabrak lagi, itu juga tidak ada."

"Kami hanya ingin klarifikasi kepada media yang memberitakan awal. Jika memang benar almarhumah ini mencuri mobil tolong dibuktikan."

"Jika beliau melakukan tabrak lari siapa korbannya, siapa yang ditabrak, tolong buktikan," tandasnya.

Terpisah, Pasiman, ayah korban meminta agar polisi mengusut tuntas orang yang telah menuduh anaknya maling.

"Saya minta pihak berwajib mengusut tuntas dari adanya orang yang meneriaki maling hingga yang membuat anak (saya) celaka hingga mengalami kecelakaan," katanya, Minggu (31/3/2024).

Kronologi Kejadian

Melansir Kompas.com, Dwi tewas setelah menabrak tiang listrik dan rumah warga hari Jumat sekitar pukul 23.50 WIB.

Kejadian bermula saat Dwi mengemudikan kendaraannya dalam kondisi mengebut di area perumahan.

Adapun lokasinya di Perumahan Pondik Cipta atau dekat Kawasan SPN Polda Jambi, Desa Pondok Meja, Kecamatan Mestong.

Diduga warga kesal karena korban tak mau diberhentikan hingga akhirnya diteriaki maling.

Setibanya di pos penyekatan polisi, petugas yang melihat mobil ngebut dan dikejar-kejar warga pun turut melakukan pengejaran.

Baca Juga: Mbah Mijan Tegaskan Stevie Agnecya Tidak Disantet, Singgung Ciri-ciri Jasad Orang yang Tewas Kena Ilmu Hitam

"Mobil yang dikendarai korban itu ngebut ketika melewati pos penyekatan polisi."

"Warga juga teriak maling, maka petugas menyalakan sirine dan melakukan pengejaran," kata Kapolres Muaro Jambi, AKBP Wahyu Bram, melalui sambungan telepon, Senin (1/4/2024).

Wahyu menuturkan, pihak kepolisian yang merasa curiga dengan tuduhan maling terhadap korban itu langsung melakukan penyelidikan.

Hasilnya memang mobil tersebut ngebut karena dikejar warga dan kemudian diteriaki maling.

"Kita takut juga anggota ini salah atau gimana, benar ada pencurian atau jangan-jangan sedang dikejar debt collector."

"Tapi setelah anggota melakukan penyelidikan malam itu, memang korban ngebut karena dikejar-kejar warga," jelas dia.

Dalam pengejaran itu, polisi sempat melakukan peringatan melalui pengeras suara (toa).

Namun, korban terus ngebut hingga masuk Kota Jambi, kemudian mengarah ke luar kota, memasuki Jalan Lintas Sumtara Jambi-Riau.

Karena tak juga berhenti, petugas sempat mengeluarkan tembakan peringatan.

Korban pun masih melaju dengan kencang.

Setibanya di Desa Sekernan, Kecamatan Sekernan, mobil korban tak terkendali karena menghindari kendaraan lain dan terjadilah kecelakaan.

Baca Juga: Suami di Bogor Tusuk Istri Pakai Obeng hingga Tewas, Pelaku Bikin Pengakuan Mengejutkan Saat Minta Maaf ke Orang Tua: Mending Bunuh

"Pintu mobil korban sobek dan gak bisa dibuka, jadi keluar lewat pintu sebelah kiri, dibawa ke rumah sakit, meninggal di rumah sakit," bebernya. (*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber Tribun-Medan.com, TribunJabar.id