GridHot.ID - Prajurit TNI AD Wanita atau Kowad, Serda Maria Jacoba Samuel, menjadi sorotan karena penampilannya.
Serda Maria diketahui memiliki rambut pirang bak bule.
Melansir Surya.co.id, Serda Maria bahkan pernah ditegur atasannya gara-gara rambut pirangnya itu.
Dalam tayangan YouTube TNI AD, Serda Maria mengatakan bahwa rambut pirang miliknya merupakan rambut asli.
Serda Maria memiliki rambut pirang karena orang tuanya keturunan Belanda.
"Mama dari Ambon. Orang tua kebetulan ada turunan Belanda," ujarnya.
Terkait rambut pirangnya, Serda Maria mengaku pernah mengubah warnanya menjadi hitam. Namun, setelah satu bulan rambutnya kembali lagi ke warna asal.
Di sisi lain, Serda Maria mengaku termotivasi menjadi prajurit TNI karena ia tumbuh besar di keluarga militer.
Serda Maria menyebut ayahnya merupakan anggota TNI Angkatan Laut, sedangkan pamannya merupakan prajurit TNI AD.
"Motivasi karena basic saya punya keluarga adalah tentara. Ayah TNI AL, lalu om saya TNI AD. Jadi, (motivasi) kedua orang tua dan basic dari keluarga," katanya.
Keberhasilan Serda Maria menjadi Kowad atau Korps Wanita Angkatan Darat tentu sangat membuat keluarganya bangga.
Ia pun kini bertugas menjadi pelatih Kowad muda.
Menjadi pelatih di Kowad, Serda Maria mengaku mendapatkan banyak pengalaman baru karena bertemu dengan berbagai orang dari seluruh penjuru negeri.
"Intinya senang saja bisa melihat berbagai karakter dari seluruh Indonesia, terkhusus bisa bertemu adik-adik dari Papua karena banyak yang dari Papua," katanya.
Kepada anak-anak Papua, Serda Maria berpesan untuk terus semangat dan tidak mudah menyerah untuk menggapai cita-cita sebagai prajurit TNI.
"Tetap semangat. Kalau mau masuk tentara, terus berlatih, terus mencoba, jaga kesehatan," Serda pesan Maria.
Keahlian Serda Maria
Melansir Tribunnews.com pada 25 Maret 2021, Serda Maria rupanya memiliki keahlian dalam menguasai Meriam Gunung.
Saat itu, Serda Maria yang mengenakan topi bertuliskan instruktur dan membawa tongkat kayu tengah melihat secara cermat kinerja para siswa dariPusat Pendidikan Peralatan (Pusdikpal) Kodiklat Angkatan Darat di Cimahi, Jawa Barat yang menggelar demonstrasi pembongkaran meriam 76 mm Gunung pada 25 Maret 2021.
Serda Maria mengawasi proses pembongkaran meriam buatan Yugoslavia itu.
Sambil memberikan arahan tegas, Serda Maria terus memperhatikan para siswa yang membongkar tameng hingga penahan kejut meriam.
Bungsu dari tiga bersaudara anak Kolonel (Mar) Purn (Alm) Christian Samuel dan PNS TNI AL Cherley Pattinama itu mengaku tertarik dengan senjata karena ayahnya yang terakhir berdinas di Kodam Trikora (sekarang Kodam XVII Cenderawasih).
"Jadi melihat orang tua dengan senjata sebagai seorang penembak saya mulai sangat tertarik dengan senjata," kata Maria di Pusdikpal Kodiklatad Cimahi Jawa Barat pada Kamis (25/3/2021).
Serda Maria mengaku sudah mendalami meriam itu kurang lebih selama empat tahun sejak ia berdinas di Pusdikpal Kodiklatad Cimahi pada 2016 lalu.
Perempuan kelahiran Jayapura 9 Januari 1996 itu juga tampak fasih ketika ditanya wartawan soal keunggulan meriam tersebut.
"Jarak tembaknya cukup jauh. Kalau 76 gunung ini jarak tembaknya kurang lebih kalau menggunakan empat butir munisi itu dengan elevasi 45 derajat itu kurang lebih bisa mencapai jarak kurang lebih 8.750 meter," kata Serda Maria.
Menjadi seorang guru militer bidang senjata di Pusdikpal bagi Prajurit TNI AD yang dilantik pada 2015 itu tidaklah mudah.
Awalnya perempuan yang sejak lahir hingga sebelum masuk TNI AD itu harus rajin bolak-balik untuk belajar di Departemen Senjata Pusdikpal Kodiklatad.
Setelah dianggap menguasai senjata tertentu, ia kemudian harus menyiapkan paket instruksi dan materi lain untuk mengajar.
Belum selesai di situ, perempuan berdarah Sanger-Ambon itu harus berlatih micro teaching untuk memaparkan materi tersebut.
"Setelah dirasa cukup mantap kita dilanjutkan untuk menjadi seorang guru militer," kata Serda Maria.
Meski masih terus mendalami meriam 76 mm Gunung milik Satuan Artileri Medan, saat itu ia mengaku ingin mendalami meriam lainnya yakni meriam 23 mm Zur.
Meriam tersebut, kata Serda Maria, milik Satuan Artlieri Pertahanan Udara.
"Kalau untuk senjata berat sendiri saya agak tertarik kepada meriam Zur. Itu meriam milik Artileri Pertahanan Udara," kata Serda Maria.
Serda Maria juga berharap, mereka yang hendak masuk tentara Angkatan Darat banyak yang tertarik dan antusias untuk masuk satuan kecabangan peralatan yang kini digelutinya.
Sebab, menurut dia, satuan Angkatan Darat, baik untuk kendaraan, senjata, munisi berpatokan pada Pusdikpal.
"Jadi saya harapkan semua yang mau masuk tentara itu antusiasnya tinggi. Bangga menjadi prajurit peralatan," kata Serda Maria. (*)