Paling Dicari Saat Kecelakaan Pesawat, Inilah 8 Fakta Black Box

Kamis, 01 November 2018 | 08:48
aviation

Paling dicari saat kecelakaan, berikut ini fakta Black Box yang jarang diketahui

Laporan Wartawan GridHot.ID, Linda Rahmad

GridHot.ID - Black Box merupakan bagian dari pesawat yang paling dicari saat kecelakaan pesawat.

Tim SAR gabungan berhasil mendeteksi sinyal black box pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang.

Black box banyak digunakan untuk membantu analisis penyebab kecelakaan, berikut ini 8 fakta black box yang belum banyak diketahui.

Baca Juga : Mengenal 2 'Rahasia' Besar Pramugari yang Tak Diketahui Penumpang Pesawat

1. Tidak berwarna hitam

Meskipun namanya black box, rupanya kotak ini sebenarnya berwarna oranye menyala.

Pemilihan warna oranye ini bertujuan untuk memudahkan pencarian saat pesawat hancur atau rusak karena kecelakaan.

Warna yang mencolok memudahkan para pencari untuk menemukannya.

Baca Juga : Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh, Inilah 7Cara Bertahan Hidup Saat Terjadi Kecelakaan Pesawat Menurut Penelitian

2. Diciptakan orang Australia

Black Box diciptakan oleh seorang ahli dari Australia bernama Dr David Warren.

Pada awal tahun 1950, Dr David Warren memiliki ide untuk membuat alat yang dapat merekam data penerbangan dan percakapan di kokpit sehingga penyebab kecelakaan dapat segera diketahui.

Penemuannya ini tidak mendapatkan respon positif dari Pemerintah Australia.

Lima tahun kemudian, black box pertama kali diproduksi di Amerika Serikat dan Inggris.

Kendati demikian, Australia menjadi negara pertama yang mewajibkan penggunaan black box di setiap pesawat terbang.

Baca Juga : Anakya Jadi Korban Pesawat Lion Air JT 610, Orangtua Pilot Bhavye Suneja Sempat Alami Syok dan Mengurung Diri

3. Sebutan media

Nama black box sendiri berasal dari sebutan yang kerap disebutkan awak media saat melaporkan kecelakaan pesawat terbang.

Ada beberapa spekulasi mengapa nama balck box yang digunakan.

Mulai dari warna bagian dalamnya yang sangat hitam hingga warna hitam yang menyelimuti alat ini setelah terbakar di sebuah kecelakaan.

Baca Juga : Jadi Saksi Mata Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610, Kapten Kapal AS Jaya 11: Ada Ledakan Cukup Keras

4. Tidak bisa dihancurkan

Black box terbungkus titanium atau baja tahan karat dua lapis.

Hal ini untuk menjaga benda tersebut agar tetap aman meskipun dalam kondisi yang sangat mengerikan.

Baca Juga : Buntut Kecelakaan Pesawat Lion Air JT 610, Menhub Copot Direktur Teknik Lion Air

5. Tidak sehebat ponsel

Kemampuan black box ternyata tidak secanggih ponsel pribadi.

Sementara ponsel bisa digunakan untuk melakukan berbagai kegiatan komunikasi secara real time, black box hanya bisa menyimpan suatu data tanpa bisa memberi informasi lanjutan yang memudahkan orang-orang mencarinya saat masih belum ditemukan.

Baca Juga : Analisis Mantan Pilot Senior Terkait Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610

6. Kapasitas penyimpanan

Kapasitas penyimpanan black box ternyata terbatas.

Alat ini mampu merekam 25 jam data penerbangan dan hanya dua jam percakapan di kokpit.

Termasuk merekam suara yang ada di penerbangan seperti suara gemuruh, gaduh, dan sebagainya yang menggambarkan kondisi di dalam pesawat saat itu.

Baca Juga : Detik-Detik Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610, Sempat Berputar-Putar Sebelum Terdengar Ledakan

7. Terdiri dua bagian

Black box terdiri dari dua bagian penting, yaitu rekaman data penerbangan atau Flight Data Recorder (FDR) dan rekaman suara kokpit atau Cockpit Voice Recorder (CVR).

FDR merekam kecepatan pesawat, ketinggian, percepatan vertikal, dan aliran bahan bakar.

Sementara CVR berisi rekaman percapakan yang terjadi di kokpit antara pilot dan kopilot.

Baca Juga : Detik-Detik Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610, Sempat Berputar-Putar Sebelum Terdengar Ledakan

8. Daya tahan

Black box dilengkapi dengan sinyal yang dapat terpancar saat berada di bawah permukaan air.

Sinyal ini akan muncul setiap selama 30 hari sebelum baterai habis.

Jika sudah lewat 30 hari dan belum juga ditemukan, maka pencariannya akan menjadi sangat sulit. (*)

Tag

Editor : Linda Rahmadanti

Sumber ABC