Analisis Black Box Lion Air JT 610, KNKT Temukan Masalah di Kokpit

Kamis, 08 November 2018 | 15:21
KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D

Emergency Locator Transmitter (ELT) dan roda pesawat Lion Air PK-LQP penerbangan JT 610 di Dermaga JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Senin (5/11/2018)

Laporan Wartawan GridHot.ID, Chandra Wulan

GridHot.ID - Salah satu bagian dari black box Lion Air JT 610 yaitu Flight Data Recorder telah ditemukan.

Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pun telah melakukan analisis terhadap Flight Data Recorder tersebut.

Perkiraan sementara dari hasil analisis Flight Data Recorder, terdapat kerusakan penunjuk kecepatan (air speed indicator) pada empat penerbangan terakhir Lion Air JT 610.

Dilansir dari Kompas.com, pada penerbangan dari Denpasar ke Jakarta sebelum terjadi kecelakaan, tercatat perbedaan angle of attack (AOA).

Baca Juga : Black Box Lion Air JT 610 Ditemukan, Rekaman Percakapan Terakhir Pilot dengan Petugas ATC Bandara Terungkap

AOA merupakan indikator penunjuk sikap pesawat terhadap arah aliran udara.

"Pada penerbangan dari Denpasar ke Jakarta muncul perbedaan penunjukan AOA, yang mana AOA sebelah kiri berbeda atau lebih 20 derajat dibanding sebelah kanan," ujar Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di gedung KNKT, Jakarta, Rabu (7/11/2018).

Sensor AOA yang telah dilepas lalu dibawa ke kantor KNKT.

Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan di pabrik produsen komponen tersebut di Chicago, Amerika Serikat.

Baca Juga : Lion Air Tabrak Tiang Lampu Koordinat di Bandara Fatmawati, Saksi: Sayap Pesawat Robek

Kepala Subkomite Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo mengungkapkan, kerusakan AOA ini merupakan salah satu masalah yang muncul di kokpit.

Hal ini menjadi alasan pendorong KNKT untuk segera menemukan cokcpit voice recorder (CVR) pesawat Boeing 737 MAX 8 tersebut.

"Kita butuh mendengarkan diskusi mereka apa, bagaimana mereka mengambil keputusan dan bagaimana koordinasi kokpit. Ini yang sangat kita butuhkan dari CVR untuk ditemukan," paparnya.

Hingga saat ini pencarian CVR Lion Air JT 610 masih terus dilakukan.

Baca Juga : Sambut Jenazah Putranya yang Jadi Korban Lion Air JT 610, Ibunda AKBP Mito Menangis di Pelukan Sang Menantu

Pencarian masih tetap menggunakan pinger dan penyelam secara manual.

Namun demikian, kemungkinan CVR tertimbun lumpur sehingga sinyal ping yang tertangkap juga amat lemah.

Kapal akan didatangkan untuk menyedot lumpur dari Balikpapan.

Di area yang sudah kuat sinyal ping-nya, lumpur akan disedot dan dipindahkan.

Baca Juga : Kesedihan Istri Korban Lion Air JT 610 Saat Prosesi Tabur Bunga : Saya Mau di Laut Sama Suami Saya

Ketika lumpur sudah berkurang, CVR akan dicari di area sekitar.

Pesawat Lion Air JT 610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, pada 29 Oktober 2018.

Pesawat itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng, Tangerang, Banten.

Sedianya, pesawat itu mendarat di Pangkal Pinang pukul 07.20 WIB.

Baca Juga : Tabur Bunga di Pusara Putranya yang Jadi Korban Pesawat Lion Air JT 610, Rahayu: Akhirnya Kamu Pulang Nak

Pesawat yang baru beroperasi pada 15 Agustus 2018 itu diketahui membawa 189 orang, yang terdiri dari 178 penumpang dewasa, 1 orang anak, 2 bayi, dan 8 awak pesawat.

Serpihan kokpit Lion Air JT 610 juga telah ditemukan dan dikabarkan akan diangkat pada Rabu (7/11).

KNKT berharap CVR juga akan ditemukan saat serpihan itu diangkat.

Serpihan besar kokpit ditemukan di sekitar Kapal Victory milik Pertamina.

Baca Juga : Lion Air Resmi 'Pensiunkan' JT 610 dan Ganti Nomor Penerbangannya

Dilansir dari Grid.ID, belum lama ini juga beredar rekaman percakapan pilot dan kopilot Lion Air JT 610.

Namun, kabar tersebut belum terkonfirmasi kebenarannya.

(*)

Tag

Editor : Chandra Wulan

Sumber Kompas.com, Grid.ID