Berlinang Air Mata, Sahluki Ceritakan Detik-detik Putrinya Tewas Terserempet Kereta saat Tonton Surabaya Membara

Sabtu, 10 November 2018 | 17:31
SURYA(MOHAMMAD ROMADONI)/Surya.co.id (Pipit Maulidiya)

Sahluki berlinang air mata ceritakan detik-detik putrinya tewas terserempet kereta saat tonton Surabaya Membara

Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati

GridHot.ID -Pertunjukan drama kolosal Surabaya Membara yang digelar di sekitar Tugu Pahlawan dan Kantor Gubernur Jawa Timur di Jalan Pahlawan Surabaya pada Jumat (9/11/2018) malam berakhir menelan korban.

Pasalnya, beberapa dari penonton drama kolosal Surabaya Membara terserempet kereta api yang melintas saat itu.

Salah satunya adalah keluarga Sahluki. Bahkan Sahluki berlinang air mata saat ceritakan detik-detik putrinya tewas terserempet kereta api saat tonton Surabaya Membara.

Baca Juga : Kronologi Insiden Penonton Surabaya Membara Terserempet Kereta Api di Viaduk Jalan Pahlawan

Sahluki (41) berlinang air mata di hadapan jenazah putrinya, Erikawati (9) di ruangan kamar jenazah RSUD dr Soetomo Surabaya, Sabtu (10/11/2018) sekira pukul 00.26 WIB.

Pandangan Sahluki sendu melihat jenazah Erikawati yang ditutup kain itu.

Dia pasrah terkait musibah yang merenggut nyawa putri keduanya itu.

Dikutip GridHot.ID dari Tribun Jatim, Erikawati tewas dalam insiden berdarah di viaduk Jalan Pahlawan saat menonton pagelaran drama kolosal 'Surabaya Membara'.

Baca Juga : Fakta-fakta Permainan Monopoly yang Kini Sudah Berusia 83 Tahun

Pertunjukkan tersebut diselenggarakan di depan Kantor Gubernur Tugu Pahlawan Surabaya, Jumat (9/11/2018) malam.

Sahluki juga menceritakan detik-detik insiden ketika kereta api melintas di viaduk Jalan Pahlawan Surabaya.

SURYA/MOHAMMAD ROMADONI
SURYA/MOHAMMAD ROMADONI

Sahluki, ayah korban Erikawati yang meninggal dalam insiden viaduk Jalan Pahlawan Surabaya saat berada di ruangan kamar jenazah RSUD dr Soetomo, Sabtu (10/11/2018).

Saat itu, dia bersama istrinya Liana (37) dan Erikawati menonton 'Surabaya Membara' dari atas viaduk.

Tiba-tiba kereta api dari arah Stasiun Gubeng menuju ke Stasiun Pasar Turi melintas di perlintasan viaduk sekira pukul 19.45 WIB.

Baca Juga : Perlu Disimak, Event Belanja Online 11.11 yang Dimulai Besok

Lokomotif kereta api melaju pelan melintas di samping kerumunan orang.

Viaduk didesain khusus sebagai jembatan rel perlintasan, dan hanya menyisakan sedikit jarak dengan gerbong kereta api.

Hal itulah yang membuat banyak orang yang berada di tempat itu takut tersenggol gerbong kereta api sehingga memicu kepanikan yang berujung saling dorong.

Akibatnya, ketiganya sempat terjungkal di dekat rel perlintasan disaat kereta api melintas.

Baca Juga : Ashanty Paksa ART Minum Jus Pete, Selanjutnya Ini yang Terjadi...

Sehingga, tubuh mungil Erikawati terlepas dari pegangan ibunya.

Korban Erikawati juga sempat terseret gerbong kereta api.

"Saya dan ibunya jatuh, putri saya tergeser (terkena) kereta api," ungkapnya di kamar jenazah RSUD dr Soetomo, Sabtu (10/11/2018).

Sahluki mengatakan, ia melihat istri dan anaknya terbaring di samping rel perlintasan kereta api.

Baca Juga : Alasan Anak Jalanan Minum Air Rebusan Pembalut yang Diambil dari Buangan Sampah

Musibah itu membuat putrinya meninggal karena luka parah, sedangkan, istrinya Liana menderita patah kaki, dan saat ini dirawat di Rumah Sakit PHC Surabaya.

"Saya tidak luka, istri terluka tapi selamat, putri saya meninggal," ungkapnya.

Ditambahkannya, jenazah putrinya akan disemayamkan di Parseh, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Madura.

Pemprov Jatim memfasilitasi mobil ambulans untuk membawa jenazah ke rumah duka.

Baca Juga : Potret Jokowi Saat Pakai Baju Ala Bung Tomo di Hari Pahlawan!

"Atas permintaan kakeknya jenazah dikebumikan di kampung halaman," tutupnya.

Melansir dari Kompas.com, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 20.00 WIB saat pemutaran drama kolosal Surabaya Membara berlangsung sekitar 15 menit.

Sebelum drama kolosal dimulai, puluhan penonton sudah memenuhi bagian atas viaduk (jembatan kereta api di atas jalan raya) Jalan Pahlawan.

Sebelumnya, kereta yang melintas juga sudah membunyikan seruling peringatan dan mengurangi kecepatan dari 30 meter per jam menjadi 15 kilometer per jam.

Baca Juga : Khawatir Pasanganmu Selingkuh? Sadap Aja WhatsAppnya

Ketika klakson lokomotif berbunyi, penonton drama kolosal yang berada di bawah viaduk sudah berteriak-teriak agar para penonton yang ada di atas viaduk segera turun.

Para penonton pun disebutkan sudah saling berpegangan saat kereta melintas dengan kecepatan rendah.

Berdasarkan laporan yang diterima PT KAI Daop 8, ada beberapa penonton yang berusaha melompat ke kereta karena berjalan pelan.

Menurut dugaan sementara, karena kehilangan keseimbangan dan tersenggol kereta badan kereta api, beberapa penonton pun terjatuh ke bawah dari ketinggian sekitar 7 meter.

Baca Juga : Kisah Audrey Yu, Gadis Asal Surabaya yang Kelewat Jenius Hingga Harus Dibawa ke Dokter Jiwa

Sementara itu, berdasarkan sebuah video yang beredar di media sosial terdengar suara jerit kesakitan saat kereta api menyenggol penonton di atas viaduk Jalan Pahlawan Surabaya, dikutip dari Surya.co.id.

Ada sebagian penonton yang mengalami patah tulang akibat terjatuh dari viaduk Jalan Pahlawan.

Berdasarkan catatan polisi, ada tiga korban meninggal dan 20 korban dengan luka berat dan ringan.

Korban meninggal ada yang disebabkan terlindas kereta api.

Baca Juga : 2 Dari 9 Makanan Berbahaya di Dunia Ini Sering Dikonsumsi Orang Indonesia

Selanjutnya, para korban pun dievakuasi ke RSUD dr Soetomo, RSUD Soewandhie dan RS PHC Tanjung Perak Surabaya.

Meski terjadi insiden yang tak diinginkan, pemutaran drama kolosal Surabaya Membara tetap berlangsung. (*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber kompas, surya.co.id, Tribun Jatim