Laporan Wartawan GridHot.ID, Chandra Wulan
GridHot.ID - Satu keluarga ditemukan tewas di rumahnya, Jalan Bojong Nangka II RT 002 RW 007, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (3/11).
Satu keluarga yang tewas ini terdiri dari pasangan suami istri dan dua anak.
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih memeriksa saksi terkait kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi tersebut.
Dilansir dari Kompas.com, temuan olah TKP oleh kepolisian cenderung menunjukkan bahwa motif pembunuhan bukan ekonomi.
Baca Juga : 5 Lowongan Kerja Buat Fresh Graduate November 2018, Jangan Sampai Telat Kirim Lamaran!
"Sementara ini semua motif sedang kami kaji, setelah ini kami akan konsolidasi. Sementara ini kami melihat kecenderungannya bukan ekonomi, tetapi semua motif masih kami buka peluangnya," ujar Indarto.
Ketika melakukan olah TKP, polisi mengamankan beberapa barang bukti.
Ada gunting, bantal berlumur darah, pakaian korban, hingga boneka dengan bercak darah.
Penyelidikan di lokasi kejadian menemukan bahwa pasangan suami istri Diperum Nainggolan (38) dan Maya Boru Ambarita (37) mengalami luka benda tumpul.
Baca Juga : Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi: Tetangga Lihat Pintu Rumah Korban Terbuka dan Televisi Menyala Dini Hari
Sementara anak-anaknya, Sarah Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7) tidak mengalami luka, tetapi kehabisan oksigen.
"Ada luka benda tumpul, dengan luka senjata tajam. Berbeda-beda yang suami dan istri pada leher, sedangkan untuk anak luka kehabisan oksigen karena tidak ditemukan luka terbuka," kata Kapolres Metro Bekasi Kota, Indarto di lokasi.
Keluarga korban merupakan pengelola kontrakan yang berada persis di belakang rumah mereka.
Pemilik kontrakan tersebut adalah kakak korban, Douglas Nainggolan.
Baca Juga : Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi: Tetangga Lihat Pintu Rumah Korban Terbuka dan Televisi Menyala Dini Hari
Salah satu saksi, Feby Lofa Rukiani merupakan tetangga yang tinggal di rumah kontrakan yang dikelola korban.
Feby mengaku melihat gerbang kontrakan korban sudah terbuka pada pukul 03.30 WIB.
Televisi di ruang kontrakan korban juga menyala.
Feby pun memanggil salah satu korban dari luar rumah.
Baca Juga : Dari Purple Room Hingga Bollywood Room, Intip Kemewahan Rumah Ala Alatas, Ibunda Tasya Farasya
Tak ada jawaban.
Feby mencoba upaya lain, yakni menelepon korban.
Telepon tidak diangkat.
Feby pun kembali ke kontrakannya sendiri.
Baca Juga : Terpaut Usia 15 Tahun dengan Muzdalifah, Fadel Islami: Ah, Masa Sih? Cuma Beda 5 Tahun Kok
Pada pukul 06.30, Feby curiga karena biasanya korban sudah mau berangkat kerja.
Saat itu ia tidak melihat korban bersiap-siap untuk bekerja.
Feby yang curiga dan penasaran pun mencoba membuka jendela rumah korban.
Melihat ke dalam ruangan, Feby mendapati korban tergeletak dan bersimbah darah.
Baca Juga : 5 Fakta Stan Lee Pencipta Superhero Marvel, Salah Satunya Jadi Tentara Saat Perang Dunia II
Sementara itu tetangga korban yang lain, Yapi, mengatakan ia hendak membeli barang di warung yang berada di depan rumah korban.
Warung itu juga milik Douglas, kakak korban.
"Saya tunggu toko dibuka. Jam 6 lebih, ada orang kontrakan dalam teriak. Saya lihat sudah terbuka, jendelanya kebuka. Saya lihat sudah begitu (meninggal) dan berdarah. Ada uang Rp 100.000 (di sekitar korban). TV menyala," ujar Yapi.
Dilansir dari Tribun Bogor, Maya Boru Ambarita mengunggah foto di akun media sosialnya sehari sebelum ia sekeluarga dibunuh.
Baca Juga : 11 Kebiasaan Sederhana Ini Bisa Bikin Perutmu Nggak Buncit Lagi!
Surat itu berasal dari anak pertamanya, Sarah Boru Nainggolan.
Isinya adalah curahan hati Sarah untuk ayah dan ibunya.
Berikut isi lengkap surat tersebut:
"Dari Sarah
mama dan papa mafin kakak kakak sudah bikin mama dan papa marah
kakak janji tidak akan melawan lagi
kakak akan nurut sama mama dan papa
akan rajin berdoa menyebah membaca alkita ngga takut lagi sama setan
kakak akan takut sama tuhan yesus
makasi mama dan papa sudah merawat kakak dari bayi, balita, anak anak
mama sudah cape masak buat kakak papa kerja buat kakak
makasih mama dan papa"
Baca Juga : Maia Estianty: Hinaan Itu Bukan Akhir Dunia, yang Penting Adalah Pembuktianmu di Masa Depan
Hingga saat ini polisi masih menyelidiki kasus pembunuhan satu keluarga tersebut guna menemukan pelaku dan motif pembunuhan.
(*)