Laporan Wartawan GridHot.ID, Linda Rahmad
GridHot.ID - Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB) dikabarkan membunuh sejumlah pekerja BUMN PT Istaka Karya yang membangun jalan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, pada Minggu (2/12/2018).
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhamad Aidi menjelaskan dari data yang diperoleh, ketika kejadian pembunuhan yang dilakukan kelompok KKB tersebut, terdapat 28 pegawai BUMN PT Istaka Karya berada di kamp.
Tim gabungan TNI dan Polri pun diterjunkan ke Papua untuk memburu kelompok bersenjata (KKB) yang menyerang pekerja BUMN PT Istaka Karya yang mengerjakan proyek jalan Trans Papua di Kabupaten Nduga, Papua.
Sejumlah orang berhasil diselamatkan dari Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, oleh tim gabungan TNI-Polri.
Berbeda dengan kisah Simon Tandi satu ini.
Ia berhasil menyelamatkan diri dari kejaran kelompok kriminal bersenjata KKB di Bukit Kabo, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
“Saya sungguh menyaksikan mukjizat Tuhan, saya masih hidup saat ini. Ketika mereka membantai teman-teman saya, saya hampir menyusul mereka. Beruntung, melalui warga setempat, Tuhan menyelamatkan saya,” kata Simon saat dihubungi lewat sambungan telepon.
Cerita ini bermula pada hari Sabtu (1/12/2018), saat Simon dan Joni Pariangan pergi ibadah Natal di gereja Protestan Nduga.
Tempat ibadah ini memang sering didatangin Simon karena lokasinya yang berada tak jauh dari camp tempat mereka tinggal.
Baca Juga : EKSKLUSIF: Sat 81, Pasukan Siluman Kopassus yang Diam-diam Diterjunkan untuk Buru KKB di Papua
Siapa sangka, kegiatan ibadah di hari Sabtu itu menyelamatkan Simon dari maut.
Saat Simon kembali ke camp, ia sudah mendapati kondinya berantakan, pakaian berhamburan hingga makanan berserakan di tanah.
Sebanyak 29 temannya juga sudah tidak ditemukan di camp.
Baca Juga : Duka Lara Dirasakan Oleh Jonathan Saat 4 Anggota Keluarganya Jadi Korban Pembantaian di Nduga Papua
Simon dan Joni kemudian berinisiatif untuk bertanya kepada warga sekitar.
Mendengar puluhan temannya dibawa ke Puncak Kabo dan diikat seperti tahanan perang, Simon merasa sangat kaget.
“Saya kaget, saya bingung. Tapi saya dan Pak Joni memutuskan menyusul mereka, karena katanya saya juga dicari. Waktu itu, hati saya sudah bilang, mungkin kami akan disiksa dan dipukuli di atas,” jelasnya.
Saat dua laki-laki ini sedang dalam perjalanan menuju Puncak Kabo, tiba-tiba saja ada warga yang memanggilnya dengan bahasa setempat.
Karena tidak mengerti bahasa daerah, Simon hanya memperhatikan bahasa isyarat warga yang menunjukkan pesan bahwa mereka tengah terancam akan dibunuh.
Melihat kebingungan Simon dan Joni, warga setempat akhirnya merasa kasihan dan menarik mereka menuju rumah camat.
Sayangnya, pukul 21.10 WIT camat mendapatkan ancaman dari KKB bahwasannya jika ia terbukti menyelamatkan Simon dan Jono maka camat akan dibunuh.
Mengetahui hal ini, camat akhirnya memutuskan untuk memerintahkan empat orang warganya untuk melarikan Simon dan Joni lewat hutan belantara.
Dalam perjalanannya ke hutan, Joni sempat dipong karena kondisinya yang sedang pingsan dan kehabisan tenaga.
Baca Juga : Gunakan 2 Pesawat, Panglima TNI Turun Langsung Kawal 16 Jenazah Korban Penembakan KKB dari Papua ke Makassar
Keeempat warga Papua yang menyelamatkan Simon dan Joni tak henti-hentinya memberikan semangat padanya.
“Saya melihat kebaikan Tuhan ada dalam tubuh empat putra daerah yang menyelamatkan kami. Mereka adalah orang-orang baik,” katanya.
Selama tiga hari, mereka berjalan di dalam hutan belantara.
Baca Juga : Wakil Presiden Jusuf Kalla Minta TNI Lakukan Operasi Militer Skala Besar untuk Tumpas KKB di Papua
Mereka memakan dedaunan dan pakis liar yang ada di dalam hutan demi bisa bertahan hidup.
Jika menemui sungai, maka mereka akan singgah untuk meredakan dahaga di tenggorokan.
Beruntungnya, selama mereka berada di hutan belantara tidak bertemu dengan hewan buas.
Baca Juga : Tragedi Pembantaian 31 Pekerja di Nduga, Media Asing Ikut Soroti Aksi Brutal KKB di Papua
Rabu siang (5/12/2018) akhirnya mereka sampai di pos penjagaan TNI Mbua.
Petugas kemudian langsung mengamankan Simon dan Joni.
Dua dari empat putra daerah memutuskan untuk kembali ke NDuga.
“Ketika sampai di pos, hati saya langsung lega, saya masih hidup. Saya menyaksikan kebesaran Tuhan. Saya peluk Pak Joni, saya segera kabarkan pada keluarga, saya masih hidup,” ungkapnya.
(*)