Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati
GridHot.ID -Usai melakukan pembunuhan sadis terhadap pekerja PT Istaka Karya di wilayah Nduga, Papua pada Minggu (2/12/2018), Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) bersembunyi di hutan-hutan, dan masih terus dikejar dan dilacak.
Tim gabungan TNI dan Polri pun diterjunkan ke Nduga, Papua untuk mengevakuasi korban dan memburu kelompok bersenjata (KKB) yang menyerang pekerja PT Istaka Karya.
Atas insiden tersebut, aparat yang terdiri dari TNI serta Polri terlibat dalam pertempuran sengit dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Baca Juga : Koar-koar, Media Australia Sebut TNI Gunakan Senjata Kimia Guna Buru KKB Papua
Dikutip GridHot.ID dari Wartakota, tim gabungan TNI-Polri menemukan tiga jasad anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua, Senin (17/12/2018) lalu sekitar pukul 21.30 WIT.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, ML, NI, dan SW diidentifikasi sebagai anggota KKB pimpinan Egianus Kogoya.
"Aparat gabungan TNI-Polri menemukan tiga jenazah yang telah dilakukan identifikasi dan evakuasi. Ketiganya adalah anggota KKB yang ikut melakukan penyerangan secara langsung terhadap aparat keamanan yang ada di sana," ujar Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (21/12/2018).
"Ketiganya sudah diautopsi dan diidentifikasi, dan mereka adalah anggota kelompok KKB dari EG (Egianus Kogoya)," imbuhnya.
Ia menyebut ketiga jasad tidak ditemukan di satu lokasi yang sama. ML ditemukan 300 meter di atas TKP penyerangan, NI ditemukan 400 meter di atas TKP penyerangan, sedangkan jasad SW ditemukan di atas gunung dalam kondisi tubuh sudah terbakar.
Jenderal bintang satu itu menjelaskan, jasad NW sengaja dibakar oleh pihak KKB untuk menghilangkan jejak.
Baca Juga : Brimob Temukan Markas KKB OPM : Kami Akan Menghancurkannya Karena Mereka Telah Berkhianat Kepada NKRI
"Apabila ada anggota mereka yang meninggal saat kontak tembak dengan aparat keamanan, itu harus dibakar jenazahnya, dalam rangka menghilangkan identitas," jelasnya.
Lebih lanjut, mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menyebut tim gabungan TNI-Polri terus memburu 25 anggota yang tersisa dari kelompok Egianus Kogoya.
"Sekitar 25 orang. Itu yang aktif, yang simpatisannya terus akan dipantau. Jadi 25 itu yang sedang dalam pengejaran, termasuk EG sebagai pimpinan KKB tersebut," paparnya.
Baca Juga : Mantan Kapolda Papua Bicara KKB Egianus Kogoya : Ada Anak Gadis, Mereka Ini Tinggal Main Ambil
Sementara itu, dikutip GridHot.ID dari artikel terbitan The Saturday Paper tanggal 22 Desember 2018, Tujuh orang disebut telah meninggal akibat serangan aparat gabungan TNI-Polri dan ribuan orang lainnya melarikan diri ke perbukitan.
Tiga orang tewas berasal dari sebuah desa bernama Mbua, di wilayah Nduga.
Nama mereka adalah Mianut Lokbere, Nison Tabuni dan Mendus Tabuni.
Baca Juga : Keberadaan KKB Egianus Kogoya Sudah Diketahui, Wiranto : Kita Tahu Kekuatan Mereka, Tinggal Selesaikan Aja
Empat orang lainnya terbunuh di sebuah desa bernama Yigili.
"Itu terjadi pada 15 Desember 2018," kata seorang pria Mbua kepada The Saturday Paper.
“Pukul 11.25 waktu setempat. Mereka mati karena tentara Indonesia membom mereka dari helikopter," ujar sumber tersebut seperti dikutip.
Namun demikian Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukan) Wiranto mengatakan, tim gabungan yang terdiri dari TNI dan Polri menggunakan granat pelontar.
Ia membantah isu bahwa tim gabungan menggunakan bom.
Mungkin ini yang membuat orang awam mengira aparat menggunakan bom.
Sebab, suara yang ditimbulkan bom dan granat pelontar sama.
Baca Juga : Kata Wiranto Soal KKB di Nduga, Papua: Kita Kejar, Kita Habisi Mereka!
Wiranto memastikan tak ada bom yang digunakan dalam upaya pengejaran.
"Kalau bom dijatuhkan dari udara, ini dilontarkan dari senapan. Jadi jangan sampai ada berita simpang-siur," ujar Wiranto di Jakarta Pusat, Selasa (11/12/2018) seperti dikutip dari Kompas.com.(*)