Gridhot.ID - Proklamator Indonesia, Ir.Soekarno dikenal sampai seantero dunia.
Pada saat dibawah kepemimpinan beliau, Indonesia acap kali memotori berbagai gerakan Internasional macam Ganefo, Non-Blok dan Konferensi Asia-Afrika.
Karena berbagai peran ini maka tak jarang Indonesia yang baru merdeka seumur jagung kala itu jadi sorotan dunia.
Terlebih Amerika Serikat, mereka tahu jika Indonesia haruslah dirangkul karena posisinya amat strategis di percaturan politik dunia.
Baca Juga : Kronologi Tewasnya Aldama Taruna ATKP Makassar yang Dianiaya Senior, Korban Dipukul di Dada dan Tubuhnya
Mengutip dari akun instagram @presidensukarno, April 1960, Soekarno melakukan kunjungan kenegaraan ke Balkan, Yugoslavia.
Yugoslavia dibawah kepemimpinan PM Josep Broz Tito merupakan negara Eropa yang mengakui kemerdekaan Indonesia pertama kali pada 1 Februari 1950 melalui PM Edvard Kardelj.
Saat tiba di Yugoslavia, Soekarno tentu disambut Josep Broz Tito yang merupakan sahabat karibnya.
Saat kunjungan itulah Soekarno dan Tito menggagas gerakan Non-Blok.
Baca Juga : Gadis Usia 13 Tahun Jadi Korban Malpraktik, Jenazahnya Tinggal Tulang Berbalut Kulit
Soekarno yang didampingi Hartini kemudian dibawa keliling Yugoslavia, mengunjungi berbagai daerah dan desa-desa di sana.
Soekarno bersama delegasi Indonesia disambut hangat oleh rakyat Yugoslavia.
Pada suatu waktu, Soekarno lantas bertanya kepada Tito.
Beliau menanyakan jika seandainya Tito sudah meninggal maka apa yang akan ia wariskan untuk negaranya Yugoslavia.
Baca Juga : Wanita Ini Mengaku Dapat Hadiah Pernikahan Sehelai Kain Kafan, Setelahnya Kejadian Buruk Mengikuti
Dengan mantap Tito menjawab ia akan mewariskan angkatan perang yang kuat untuk melindungi keutuhan Yugoslavia.
Lantas Tito bertanya balik kepada Soekarno apa yang akan ia wariskan kepada Indonesia jika sudah berpulang.
"Aku tidak khawatir, karena telah kuwariskan Pancasila sebagai jalan hidup bangsa Indonesia," ujar Soekarno kepada Tito.
Benar saja, tahun 1980 Tito wafat dan mewariskan angkatan perang kuat kepada Yugoslavia.
Namun sayang pada tahun 1995 Yugoslavia harus bubar karena perpecahan internal dalam negerinya.
Tapi sampai saat ini Indonesia masih ada karena adanya ideologi Pancasila sebagai landasan dan tujuan hidup rakyatnya. (Seto Aji/Gridhot.ID)