Beberapa hari kemudian, orangtuanya datang membawa gulai ayam. Di situ ibunya berbicara dengan serius kepadanya.
"Dia bilang, 'Kalau di situ memang rezekimu, pasti adalah jalanmu ke situ. Aku percaya sama kamu'," kata Erwin sambil mengusap air matanya.
Ibunya yang telah meninggal, mewariskan asuransi kematian sebesar Rp 100 juta. Uang itu kemudian dibagi empat orang, dikurangi untuk biaya pemakaman, dan lainnya.
Baca Juga : Terancam Hukuman Mati Karena Ancam Penggal Jokowi, Rencana Pernikahan HS Kini Berada di Ujung Tanduk
Dari uang yang didapat itulah, Erwin jadikan modal untuk kampanye dan membeli alat peraga kampanye.
Diajuga mengundurkan diri dari profesinya sebagai supir di bank swasta yang membuatnya dapat pesangon sebagai tambahan modal.
Erwin lalu memulai kampanye dari rumah ke rumah, warung ke warung, ke komunitas marga, komunitas gereja, komunitas ojek online, pasar, dan lainnya untuk mensosialisasikan PSI, pasangan calon 01, dan dirinya.
"Adalah waktu itu yang mendiskreditkan partai dan mencibir, tapi saya serius. Saya ini main aja serius apalagi soal yang serius seperti ini, pasti lebih serius. Selanjutnya berdoa," katanya.
Baca Juga : Miris! Aksi Remaja Putri yang Nekat Lepas Baju saat Lakukan Sahur On The Road Viral di Media Sosial
"Sehari sebelum pencoblosan, saya ke kuburan mamak, sejam di situ. Saya berdoa, 'bantu aku Mak, kau kan sudah dekat sama Tuhan, sampaikan lah ke Tuhan Mak, semoga tercapai'," sambungnya.