Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Diduga Stres Kuliah, Mahasiswa Nekat Gantung Diri dan Tulis Sepucuk Surat: Saya Tidak Ingin Menjadi Beban

Candra Mega Sari - Senin, 01 Juli 2019 | 08:51
Mahasiswa Gantung Diri saat Dikunjungi Ayahnya di Kos
Humas Polsek Malalayang via Tribun Manado

Mahasiswa Gantung Diri saat Dikunjungi Ayahnya di Kos

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega

Gridhot.ID - Seorang mahasiswa, Apriyanto Kusuma (23) nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri di lemari dalam kamar kosnya, Sabtu (29/06/2019) pukul 19.00 WITA.

Melansir dari Tribunnews.com, Kapolsek Malalayang Kompol Franky Manus menjelaskan, awalnya korban ditemukan oleh ayahnya, Minggu (30/6/2019).

Apriyanto ditemukan pertama kali oleh Nyoman Nurasha (55) yang datang dari kampung halaman untuk mengunjungi Apriyanto yang kuliah di Manado.

Baca Juga: Disebut Termahal se-Indonesia, Tarif Parkir Universitas Pelita Harapan Bikin Mahasiswa Geleng Kepala

Nyoman Nurasha yang baru tiba dari Bandara Sam Ratulangi Manado menelpon putranya, namun tak ada jawaban.

Padahal pada Kamis (27/06/2019), Nyoman Nurasha sudah menelpon anaknya dan memberitahu jika akan datang.

"Hari Kamis 27 Juni lalu, saya sempat menghubunginya dan berkata Sabtu saya akan pergi ke Manado melihatnya," jelasnya.

Baca Juga: Beasiswa Unik UPN Veteran Jakarta, Khusus Bagi Calon Mahasiswa yang Punya Akun Youtube dengan 10.000 Subscribers

Setelah tiba di kos, Nyoman Nurasha beberapa kali mengetuk pintu kamar anaknya namun tak dibuka oleh korban.

Lantaran tak mendapat jawaban, Nyoman Nurashamenggunakan tangga untuk mengintip ke dalam kamar.

"Saya menelepon tapi tidak diangkat juga, sehingga saya mengambil tangga di kosan tersebut, dan melihat anak saya dari atas," katanya.

Baca Juga: Viral! Perlakuan Dosen Nonmuslim pada Mahasiswa Muslim saat Buka Puasa Ini Bikin Suasana Ramadan Makin Adem

Ayah korban pun kaget melihat anaknya sudah gantung diri menggunakan kain di kamar kos, Kelurahan Bahu, Lingkungan V, Kecamatan Malalayang, Kota Manado.

Pria asal Luwuk, Sulawesi Tengah ini lantas memanggil penjaga kos dan melaporkan peristiwa tersebut ke polisi.

"Saya kaget dan panggil Jend Zeke penjaga kost dan melaporkan kejadian ini ke polisi," tambahnya.

Nyoman Nurasha (55), warga Luwuk, Provinsi Sulawesi Tengah kaget melihat kondisi anaknya, Apriyanto Kusuma (23) yang sudah meninggal dunia karena gantung diri pada Sabtu (29/6/2019) pukul 19.00 Wita.
Humas Polsek Malalayang

Nyoman Nurasha (55), warga Luwuk, Provinsi Sulawesi Tengah kaget melihat kondisi anaknya, Apriyanto Kusuma (23) yang sudah meninggal dunia karena gantung diri pada Sabtu (29/6/2019) pukul 19.00 Wita.

Baca Juga: Tak Dianggap oleh Kedua Orang Tuanya Sendiri, Mahasiswa Ini Menangis Pilu Karena Hanya Didampingi Dosennya Saat Wisuda

Polsek Malalayang kemudian mendatangi lokasi kejadian dan mengevakuasi jenazah korban ke rumah sakit Bhayangkara Karombasan.

"Keluarga korban melakukan penolakan autopsi, dan sudah diberikan surat penolakannya," ujar Franky Manus seperti dikutip Gridhot.ID dari Tribun Manado.

Pihak kepolisian menemukan sepucuk surat yang ditulis dalam sebuah kertas oleh korban untuk keluarganya.

Baca Juga: Sakit Hati Usai Cintanya Kandas, Mahasiswa Sebarkan Video Mesum Mantan Kekasih di Media Sosial

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) ini diduga stres menghadapi kuliah hingga memilih berhenti.

"Diduga korban malu kepada orang tuanya karena sudah lama berhenti kuliah, sampai nekat melakukan hal tersebut," tambahnya.

Surat tersebut diduga ditulis korban sebelum mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

Surat Apriyanto Kusuma yang gantung diri
Istimewa via Tribun Manado

Surat Apriyanto Kusuma yang gantung diri

Baca Juga: Putar Otak untuk Bertahan Hidup Karena Uang Beasiswa Telat Cair, Mahasiswa Bidikmisi Nekat Makan Nasi Garam di Perantauan

Berikut isi surat Apriyanto yang ditemukan polisi di kamarnya.

"Jumat 28 Juni 2019,

Saya memutuskan untuk bunuh diri.

Untuk orangtuaku, kakakku, maaf sudah mengecewakan kalian.

Saya sebenarnya sudah berhenti kuliah pada pertengahan 2018.

Saya tidak bisa fokus melakukan sesuatu dan susah tidur pada malam hari mungkin ini yang dinamakan stres.

Maaf saya sudah terlalu banyak berbohong kepada kalian tentang perkuliahan.

Saya tidak ingin menjadi beban lebih bagi kalian diumur saya yang sudah ke-24 ini.

Maaf saya kurang pandai menulis kata-kata, untuk itu "maaf semuanya"."

(*)

Source :Tribunnews.comTribun Manado

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x