Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Belakangan ini media sosial dihebohkan dengan sebuah video seorang turis yang menginap di sebuah vila Buleleng, Bali melarang warga sekitar untuk berenang di pantai depan bangunan itu berdiri.
larangan yang dilontarkan turis tersebut akhirnya diprotes oleh warga sekitar sehingga berujung pada aksi adu mulut.
Video itu diunggah melalui akun Twitter @CasperHearts pada 22 Juli 2019.
"Bali. Ini kenapa ya? Masa asing bisa melarang masyarakat main di pantai hanya karena villa mereka di depan pantai. Cc = @BaleBemhomh," tulis caption Twitter @CasperHearts.
Dalam video tersebut tampak seorang pria mancanegara mengenakan kaos berkerah warna putih dan celana pendek warna merah berteriak melarang warga untuk berenang di pantai.
Tak terima dengan larangan sang turis, seorang pria yang merupakan warga asli daerah tersebut pun menantang bule itu.
Aksi adu mulut keduanya pun tak dapat dihindari.
Warga sekitar yang fasih berbahasa Inggris pun membantu menentang larangan yang dikeluarkan oleh sang bule.
Ia tak terima bila pantai yang terbuka untuk publik ini dilarang dimasuki oleh warga.
"Mereka tinggal di sini, saya sudah bilang ini adalah pantai untuk publik. Semua orang bisa datang ke sekitar sini, kamu tau itu?" ungkap warga sekitar.
Meski demikian, si turis tersebut masih bersikeras melarang warga berenang di pantai tersebut.
Aksi adu mulut masih terjadi hingga durasi video ini usai.
Video tersebut langsung viral dan menjadi sorotan warganet.
Banyak warganet yang mengecam aksi si turis sebagai tamu namun tak mau mengindahkan aturan setempat.
Melansir dari TribunBali.com (25/7/2019), peristiwa itu telah dikonfirmasi terjadi di Dusun Pegayaman, Desa Temukus, Kecamatan Banjar, Buleleng
Peristiwa ini juga dibenarkan oleh salah seorang warga setempat yang menjadi saksi kejadian.
Gede Ari Adnyana, warga asal Dusun Pegayaman dikonfirmasi Selasa (23/7) mengatakan, Minggu (21/7) sekira pukul 17.30 Wita, ia bersama anaknya berenang di pantai dusun setempat, atau lebih tepatnya di depan vila The Villas.
Ketika baru sekitar lima menit berenang, Gede Ari tiba-tiba dihampiri seorang WNA asal Timur Tengah yang tak diketahui identitasnya.
Ia pun diminta oleh turis tersebut supaya tidak berenang di depan pantai tempatnya menginap.
Hal tersebut lantas membuat Gede Ari naik emosi karena ia merasa pantai tersebut sejatinya terbuka untuk semua orang.
Perdebatan pun terjadi antara Gede Ari dengan WNA tersebut selama kurang lebib 10 menit.
Bahkan pegawai BUMN ini mengaku WNA itu sempat membawa senjata tajam.
Merasa tak menemukan ujung penyelesaian masalah, Gede Ari pun melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Banjar.
"WNA itu bersama keluarganya, menginap di The Villas. Saat kami berdebat, WNA itu menggunakan nada yang cukup keras, bahasa Inggris campur Arab. Hampir terjadi baku hantam. Katanya saya jangan mandi di pantai depan vila itu karena sudah disewa. Padahal pantai ini kan ruang publik, bisa dinikmati semua kalangan," ungkap Gede Ari.
Usai menerima laporan dari Gede Ari, pihak kepolisian sektor Banjar pun bergegas turun ke TKP.
Polisi pun memutuskan meminta sang WNA Arab tersebut untuk meninggalkan villa supaya situasi kondusif.
Menurut informasi, WNA Arab itu kini memilih untuk menginap di hotel lain, kawasan Desa Temukus.
"Bukan cuma saya saja yang sempat diusir. Ada empat pemuda asal Desa Sidatapa yang sedang nongkrong di sekitar pantai itu juga sempat diusir," keluh Gede Ari.
Kasubag Humas Polres Buleleng, Iptu Sumarjaya membenarkan terkait adanya kericuhan antara penduduk lokal dengan WNA asal Timur Tengah di sebuah vila kawasan Desa Temukus.
"Itu hanya salah paham saja. WNA itu menyamakan dengan vila-vila yang lain, kalau nyewa vila sekalian dengan pinggir pantainya. Sementara di Temukus itu masih milik umum, bukan pribadi.
Masalahnya sudah selesai. WNA itu sudah pindah ke hotel lain," jelasnya. (*)