Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Pada saat hari Raya Idul Adha, umat Muslim mempersiapkan kurban berupa seekor kambing ataupun sapi.
Pada saat inilah banyak kisah tentang proses penyembelihan hewan kurban.
Terkadang terjadi macam-macam peristiwa saat penyembelihan.
Seperti kondisi hewan sapi yang mengamuk, ada juga hewan yang menangis sebelum disembelih, bahkan hewan yang sudah dipotong kepalanya masih bisa bergerak.
Semua itu pernah dialami oleh sosok satu ini.
Seorang jagal senior yang sudah puluhan tahun melaksanakan tugasnya menyembelih hewan kurban.
Melansir dari Bangkapos.com Minggu (11/8/2019), Sobri, satu dari empat petugas jagal hewan kurban paling senior di Masjid Jamik Pangkalpinang.
Sobri sudah 19 tahun bertugas menjadi seorang jagal hewan kurban di Masjid Jamik.
Ia merupakan petugas jagal paling senior di masjid ikonik Pangkalpinang ini.
Saat ditemui bangkapos.com, pegawai di IAIN SAS Bangka Belitung itu mengenakan kaus merah dan tampak tengah memperhatikan hewan kurban yang telah disembelih dipotong-potong.
Parang khusus yang panjangnya 50 centimeter pun juga telah diasahnya dan sandangkan di pinggang untuk menyembelih hewan-hewan kurban.
"Pertama fisik harus sehat dan fit. Kedua, parangnya harus benar-benar tajam," kata Sobri menceritakan apa saja yang harus ia siapkan sebelum menyembelih hewan kurban.
Stamina yang fit harus dimiliki lelaki berusia 50-an tahun itu untuk menyembelih sapi yang memiliki tenaga yang besar.
Parang mesti dipastikan betul-betul tajam agar penyembelihan berlangsung cepat.
Bagi petugas jagal seperti Sobri, hewan yang disembelih tak boleh berlama-lama merasakan sakit.
"Harus cepat menyembelihnya. Kami harus cepat memutus saluran makanan, saluran nafas, dan nadi sebelah kiri dan kanannya," kata Sobri.
Sejak 19 tahun lalu bertugas menjadi petugas jagal hewan kurban, Sobri sudah tak ingat lagi berapa ratus hewan kurban yang telah ia sembelih.
Baginya ini sudah menjadi hal yang biasa.
Termasuk ketika kadang-kadang menyaksikan hewan yang hendak dikurban tampak menangis.
"Kalau dia menangis itu artinya dia mau cepat-cepat disembelih. Kami yang menyembelih juga tidak boleh merasa sedih, kasihan, dan iba. Itu tidak boleh, memang begitu ketentuannya," tutur dia.
Proses penyembelihan ini melibatkan satu tukang jagal dan sejumlah petugas yang bertugas memastikan hewan kurban tidak berontak.
Tahun ini Masjid Jamik menyembelih 18 sapi dan 10 kambing untuk kemudian dibagikan kepada warga yang telah mendapatkan kupon sebelumnya.
Penyembelihan disaksikan oleh ratusan warga, termasuk oleh mereka yang berkurban.
"Mereka dianjurkan untuk ikut menyaksikan proses kurbannya,"ucap Sobri.
Karena spesialisasi itu melekat pada dirinya, ditambah ia juga terhitung senior.
Sobri juga diminta untuk bertugas menyembelih di Masjid Alkaromah, masjid lainnya di Pangkalpinang.
"Kadang-kadang ada yang berkurban itu berpesan kepada panitia untuk meminta saya secara khusus untuk menyembelih hewan kurban mereka," tutur Sobri.(*)