Laporkan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang
Gridhot.ID - Setya Novanto kini kembali terlihat di depan media saat menjadi saksi untuk terdakwa Direktur PT PLN Sofyan Basir.
Setelah sekian lama tak terlihat di publik, Setya Novanto kini memiliki tampilan yang berbeda.
Dalam agenda sidang tersebut, nampak Setya Novanto memiliki berewok dan kumis.
Dikutip Gridhot dari Antara, Setnov (Setya Novanto) dihadirkan dalam sidang tersebut karena diduga mendapatkan fee dari kasus korupsi Direktur PLN non aktif sebesar 6 juta dolas AS atau sekitar Rp 85 miliar.
Selain kesaksiannya atas kasus tersebut, Setya Novanto menjadi sorotan atas berewok yang dipeliharanya.
Dirinya mengaku memelihara berewok sebagai kenang-kenangan dari Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Setnov mengatakan kalau dirinya selapas dengan para teroris di Gunung Sindur.
"Iya kan di sana kebanyakan semua (narapidana) teroris. Jadi ya, saya (anggap) ini sebagai kenang-kenangan, ha-ha-ha. Asli ini," kata Novanto.
Setnov mengaku bersyukur sempat berada di lapas Gunung Sindur meski harus selapas dengan para teroris.
Dirinya mengaku banyak memperbaiki diri semenjak berada di lapas tersebut.
Setnov kemudian menceritakan kalau dirinya sudah berhasil mengkhatamkan Al Quran di dalam Lapas Gunung Sindur.
"Kalau di Gunung Sindur itu saya bersyukur bisa di sana 1 bulan penuh. Terus di hari ke-15 itu bisa di masjid. Dan saya bersyukur yang tadinya baca Al Quran terbata-bata, akhirnya di sana bisa khatam (menamatkan)," ujar Novanto.
Baca Juga: Turun Tangan Kuliti Sendiri Sapi Kurbannya, Via Vallen Sebut Dirinya Miss Kang Jagal
Setnov juga mengatakan dirinya akan terus menggiatkan ibadah selama di lapasnya sekarang.
Setya Novanto sendiri dipindahkan dari Lapas Gunung Sindur lantaran ketahuan plesiran bersama istrinya di luar sel.
Dirinya tertangkap basah sedang bersama istrinya mengunjungi sebuah galeri keramik.
Setnov saat itu diketahui menyalahgunakan izin berobat yang seharusnya ke RS Santosa Bandung.
Hingga akhirnya Setnov dipindahkan ke Blok A kamar 1.4 dengan pengamanan super maksimum.
Puluhan Kamera CCTV disebut terus mengawasi Setnov di sel itu.
Bahkan Setnov tidak diperbolehkan mendapat kunjungan dari siapapun selama sebulan termasuk dari keluarganya sendiri.
(*)
Source | : | Kompas.com,Antara |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar