Bahkan dirinya sempat mengeksploitasi kekayaan mineral alam Zaire.
Lebih buruk lagi, keputusannya pada tahun 1973 untuk menasionalisasi semua aset ekonomi lain yang dimiliki oleh orang asing menyebabkan penurunan produktivitas dan kekayaan nasional.
Mobutu mulai tercium kejatuhannya sejak dipermalukan dunia atas kesengsaraan negaranya.
Genosida 1994 di Rwanda dan hancurnya ketertiban di Burundi yang dimulai pada 1993 secara tidak langsung membantu menyebabkan kejatuhan terakhir Mobutu.
Sekitar satu juta penduduk melarikan diri ke area timur Zaire hingga meresahkan penduduk setempat.
Melihat negaranya porak poranda, Mobutu langsung kabur bersama keluarganya dan beberapa pendukungnya ke Togo.
Mobutu juga saat itu didiagnosa sakit kanker prostat hingga harus menjalani operasi pada Agustus 1996.
Pada September 1997, Mobutu akhirnya meningal di Maroko.
Kematiannya datang setelah empat bulan melarikan diri dari Kongo.
Dilaporkan Mobutu telah mencuri Rp 70 triliun uang negara, namun perhitungan terkini menyebutkan jumlah totalnya mencapai Rp 212 triliun.
Istana pribadi Mobutu Sese Seko, selama 32 tahun sampai kematiannya pada tahun 1997, di Gbadolite dikelilingi oleh pagar setinggi 12 meter yang dilapisi emas.
Melihat rekam jejak tersebut, Mobutu Sese Seko menjadi pemimpin paling korup nomor tiga di dunia sejak 1984.
(*)
Source | : | Intisari,africanexponent.com |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar