Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati
GridHot.ID - Tak masuknya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju pilihan Jokowi, masih menimbulkan banyak asumsi.
Bahkan, Wakil Sekretaris jenderal Partai Demokrat, Andi Arief menuding hubungan tidak harmonis antara Ketua Umum PDIP, Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jadi penyebab AHY tak dipilih Jokowi.
Melalui akun twitternya @AndiArief__ bahkan membongkar bahwa Megawati tidak hanya dendam kepada SBY namun juga kepada anaknya AHY.
"Awalnya saya menduga bahwa dendam Ibu Megawati itu hanya pada Pak @SBYudhoyono, ternyata turun juga ke anaknya @AgusYudhoyono. Tadinya saya melihat Pak Jokowi mampu meredakan ketegangan dan dendam ini, rupany belum mampu," tulis Andi Arief, Sabtu (26/10/2019).
"Tentu saja @AgusYudhoyono tidak pernah merencanakan hidupnya sebagai anak @SBYudhoyono, itu takdir sejarah. Karena itu dendam Ibu Megawati hingga ke anak cucu SBY adalah dendam pada takdir," lanjut Andi Arief dalam cuitannya.
Namun, tudingan Andi Arief langsung dibantah oleh putri Megawati, Puan Maharani.
Hal ini seperti dikutip GridHot.ID dari Kompas.
Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengatakan, tidak ada dendam dalam antara Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Puan mengatakan, hubungan dua mantan presiden itu baik-baik saja. "Baik-baik sajalah.
Kenapa? Saya sering ketemu (Pak SBY), ibu juga ketemu. Kemarin pelantikan juga bareng-bareng," ujar dia.
Baca Juga: Prabowo Subianto Sudah Mantap Jadi Menteri Jokowi, AHY Tak Kunjung Datang ke Istana, Ada Apa?
Puan juga membantah isu yang menyebutkan ada yang menjegal langkah Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masuk jajaran Kabinet Indonesia Maju.
Puan mengatakan, persoalan penyusunan kabinet sepenuhnya merupakan hak prerogatif presiden.
"Ini kan hak prerogatif presiden, kemudian prosesnya sudah panjang dengan pertimbangan yang matang. Jadi kalau kemudian ada yang menyampaikan atau mengatakan hal-hal seperti itu ya lihat dululah proses dan perjalanan dari pemilu sampai sekarang," kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/10/2019).
Dikutip dari Tribun Medan, konflik di antara Megawati dan SBY sendiri berawal dari niat SBY maju Pilpres 2004. Saat itu, Megawati menjabat sebagai presiden.
Sementara itu, SBY menjabat Menko Polhukam.
Singkat cerita, SBY pun mundur sebagai menteri kemudian mendeklarasikan Partai Demokrat.
SBY kemudian maju sebagai capres bersama Jusuf Kalla lalu memenangi Pilpres 2004.
Saat itu, pasangan SBY-JK mengalahkan Megawati sebagai petahana yang berpasangan dengan tokoh Nahdlatul Ulama, Hasyim Muzadi.(*)
Source | : | kompas,Tribun Medan |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar