Laporan Wartawan GridHot.ID, Siti Nur Qasanah
GridHot.ID - Lawatan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto ke Rusia sudah dibicarakan dari jauh-jauh hari.
Juru Bicara Menhan Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyebut misil menjadi salah satu isu yang akan dibahas pada kunjungan tersebut.
"Banyak hal, (di) Rusia. Pak Prabowo juga yang menjadi salah satu concern dia (adalah) misil," ujar Danhil di Kantor Kementrian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, pada 16 Januari 2020 silam.
Lantas apakah Proabowo benar-benar akan membahas soal misil saat kunjungannya ke Rusia?
Dilansir dari Kompas.com, kunjungan Prabowo ke Rusia berlangsung pada Selasa (28/1/2020).
Dalam kunjungan tersebut, Prabowo bertemu dengan Menhan Rusia Sergei Shoigu, di Moskow.
Keduanya membahas soal kerja sama di bidang pertahanan dan teknik militer.
"Indonesia menyadari Rusia merupakan salah satu kekuatan di dunia. Federasi Rusia, dan juga sebelumnya Uni Soviet selalu membantu Indonesia di saat-saat sulit," ujar Prabowo seperti dikutip dari laman resmi Kementrian Pertahanan Rusia, Rabu (29/1/2020).
Rusia pun, lanjut Prabowo, selalu berada dalam posisi mendukung Indonsia.
"Kami selalu ingin dekat dan menjalin persahabatan dengan Rusia," tuturnya.
Sementara itu, Sergei Shoigu mengatakan hubungan bilateral antara Rusia dan Indonesia, termasuk melalui lembaga militer, memiliki semua prasyarat untuk mencapai tingkat strategis.
Menurutnya, Rusia menganggap Indonesia sebagai salah satu mitra terpentingnya di kawasan Asia-Pasifik.
"Kerja sama dengan Indonesia secara tradisional didasarkan pada persahabatan dan rasa saling percaya. Kami mencatat bahwa ada prasyarat untuk membawa hubungan bilateral ini ke tingkat kemitraan strategis," kata Sergei Shoigu.
Dia juga mengharapkan deklarasi terkait kemitraan strategis Indonesia dengan Rusia akan ditandatangani tahun ini.
"Kami siap untuk terus mengkoordinasikan tindakan bersama untuk pengembangan progresif hubungan Rusia-Indonesia," ujar Sergei Shoigu.
"Termasuk di bidang kerja sama militer dan militer-teknis, serta dalam format multilateral melalui mitra dialog ADMM-plus (pertemuan anatara menteri pertahanan negara ASEAN Plus)," tambahnya.
Selama kunjungannya ke Rusia, Prabowo Subianto ternyata didampingi oleh penasihat khususnya, Jenderal TNI(Purn) Sjafrie Sjamsoeddin.
Hal tersebutnampak jelas dari unggahan laman Twitter resmi Kemenhan RI, @kemenhan_RI, pada Rabu (29/1/2020).
Lalu siapa itu Sjafrie Sjamsoeddin yang bikin netizen penasaran?
Mengutip artikel Surya.co.id, Sjafrie Sjamsoeddin rupanya punya sepak terjang membanggakan kala menjabat sebagai Paspamres Presiden Soeharto.
Demi menjaga keamanan Presiden Soeharto saat melakukan kunjungan ke New York, Amerika serikat, Sjafrie Sjamsoeddin rela adu tembak dengan pengawal pribadi perdana menteri Israel.
Ya, pada 22 Oktober 1995, Presiden Soeharto menginap di hotel Waldorf Towers lantai 41 di kamar presidential suite untuk menghadiri acara PBB di sana.
Baca Juga:Terlalu Asyik Bicara Soal Indonesia dengan Farah Quin, Barack Obama Kena Tegur Paspampres, Ada Apa?
Saat itu, Soeharto menjabat sebagai ketua Organisasi Kerjasama Islam (OKI), merupakan posisi yang sangat berpengaruh bagi anggota-anggotanya yang mayoritas negara Timur Tengah.
Karena alasan itulah Perdana Menteri (PM) Israel saat itu, Yitzak Rabin ingin menemui Soeharto di hotel tempatnya menginap.
Rabin dengan empat pengawalnya yang berasal dari Mossad (Pasukan Khusus Israel) kemudian datang untuk menyampaikan kemauannya bertemu Soeharto.
Namun, cara mereka bertindak tidak mematuhi protokol keamanan serta terkesan arogan.
Sehingga Yitzak Rabin beserta empat pengawalnya dicegat oleh Paspampres Soeharto sebelum masuk lift.
Terlebih saat itu Soeharto sedang menerima kunjungan presiden Sri Lanka.
Nah, salah satu personel Paspampres yang terlibat saat itu adalah Sjafrie Sjamsoeddin.
Setelah mengutarakan niatnya, Rabin beserta para personel Mossad itu dikawal oleh Sjafrie menemui Soeharto.
Saat hendak memasuki lift terjadilah 'insiden kecil' yang cukup menegangkan.
Para pengawal Rabin tidak mau satu lift dengan Sjafrie dan para personel Paspampres lainnya.
Karena para pengawal Perdana Menteri Israel itu menaruh kecurigaan pada Paspampres, sehingga mereka menolak satu lift bersama Sjafrie beserta dua personel Paspampres lain.
Padahal, Sjafrie dan personel Paspampres lainnya sudah dikenalkan dalam protokol Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) PBB yang artinya mereka memang personel resmi pengamanan presiden Soeharto.
Terjadi adu mulut antara Sjafrie dengan kepala pengawal Perdana Menteri Israel yang notabene jebolan Mossad itu, karena dianggap melanggar protokol keamanan Paspampres.
Dengan gerakan refleks sangat cepat, pengawal Rabin tiba-tiba sudah mengeluarkan senapan otomatis Uzi dari balik jasnya.
Ia hendak menempelkan moncong senapan mungil tapi mematikan itu ke perut Sjafrie dan leher Sjafrie juga dicengkeram dengan keras.
Namun, Sjafrie tak kalah gesit dan sudah menempelkan terlebih dahulu pistol Barretanya ke perut pengawal itu.
Kejadian menegangkan itu bahkan membuat Yitzak Rabin cemas lantaran dua personel Paspampres lainnya juga sudah siap dengan senjatanya masing-masing.
"Sorry I understand it,"kata itu kemudian terlontar dari mulut pengawal Rabin mengakui kesalahan dan arogansinya.
Keadaan kembali mereda setelah pengawal Rabin perlahan-lahan menurunkan senjata mereka.
Hampir saja terjadi adu tembak antara Paspampres Soeharto dengan pengawal Perdana Menteri Israel saat itu
Alhasil, Yitzak Rabin dan pengawalnya harus mau mentaati protokol kemanan Paspampres.
Mereka kemudian dikawal menemui Soeharto meskipun Yitzak Rabin harus rela menunggu 15 menit.
(*)