Sedangkan FCX, diperkirakan harus membayar setidaknya 6 miliar dollar AS (Rp84 triliun) dalam PNPB selama periode 2018-2041.
Dengan transisi berkelanjutan, dari tambang tersebut diperkirakan memengaruhi total pengiriman dari tahun 2019 dan 2020.
Grasberg telah menyumbang sekitar 30% volume tembaga FCX.
Namun, memulai kembali produksi di Indonesia pada tahun 2021, dan melanjutkan pertumbuhan produksi di situs Amerika Utara dan Selatan, total pengiriman tembaga FCX diperkirakan akan meningkat menjadi 4,8 miliar pound (Rp84 triliun) pada tahun 2023.
Meski demikian, pada tahun ini gunung emas di Grasberg yang beroperasi sejak 1973 itu dikatakan akan berakhir masa tambangnya.
Konon katanya, kandungan tembaga dan emasnya sudah habis, meka PTFI beralih ke tambang bawah tanah.
Menurut data Freeport tahun 2018, Freeport memproduksi 6.065 ton konsentrat per hari, Konsentrat adalah pasir olahan dari batuan tambang yang mengandung, tembaga, emas dan perak.
Dalam data Freeport setiap ton konsentrat 26.5% adalah tembaga, 39,34 gram emas, kemudian setiap ton konsetrat mengandung 70,37 gram perak.
Freeport saat ini memiliki tambang tembaga dan emas bawah tanah terbesar di dunia, yang terus dikembangkan.
Tambang bawah tanah ini bisa menghasilkan 3 juta ton konsentrat per tahun.
Source | : | intisari |
Penulis | : | None |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar