Sisriadi menegaskan, selama proses pendidikan dan latihan seluruh taruna akan tetap diberikan materi mengenai ideologi Pancasila.
Namun, menurutnya yang belum banyak diketahui masyarakat adalah para taruna tersebut akan menjalani tes mengenai mental ideologi yang sama untuk menguji ideologi mereka.
"Tentu ada. Tapi selain itu, ada informasi lain yang tidak banyak diketahui masyarakat. Kami juga punya prosedur. Jadi selama dia dididik sampai lulus atau menjelang lulus itu masih kita dalami juga. Orang-orang yang ideologinya non Pancasila pasti ketahuan. Karena setiap tahun ada tes yang sama," kata Sisriadi.
Selain itu, pihak TNI juga akan melakukan pendalaman mengenai ideologi tersebut melalui Babinsa, Koramil, BAIS TNI terhadap keluarga Taruna.
"Di luar juga tetap dilakukan pendalaman oleh Babinsa, Koramil, BAIS. Terhadap orang tuanya, Bapaknya, Ibunya kau masih ada. Kakaknya, Adiknya, Pamannya. Pendalaman itu sampai empat tahun," kata Sisriadi.
Sisriadi menegaskan, meski telah lolos seleksi Taruna Akmil dan menjalani pendidikan dan latihan, hal itu tidak menjamin Taruna tersebut tidak akan dikeluarkan dari Akademi terlebih jika dalam proses tersebut ideologi mereka berubah atau bukan Pancasila.
"Dulu teman saya juga ada yang dikeluarkan di tingkat empat karena ideologi. Walaupun ketahuannya sudah tingkat empat, negara sudah membiayai banyak, tidak masalah dikeluarkan. Yang penting tidak ada yang non Pancasilais," kata Sisriadi.
Untuk itu, ia menilai terkait dengan Enzo, pihaknya tidak terburu-buru mengambil sikap.
Source | : | TribunJabar.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar