Gridhot.ID - Masalah pandemi corona masih menjadi misteri bagi banyak ilmuan.
Selain belum ditemukannya vaksin yang pasti, WHO pun kini ragu dengan dampak dari corona.
Mereka blak-blakan belum benar-benar memahami dampak kesehatan jangka panjang akibat Covid-19, terutama pada anak-anak yang berhasil sembuh dari penyakit ini.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan keraguan ini pada pengarahan harian di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss, Selasa (15/9).
WHO menyampaikan, anak-anak dan remaja memang berisiko terinfeksi virus corona baru. Hanya saja, tingkat infeksi yang dialami cenderung lebih ringan dan hanya sedikit kasus yang parah.
Kasus kematian pada anak-anak akibat Covid-19 juga terbilang cukup rendah.
"Data yang kami miliki menunjukkan, kurang dari 10% kasus dan kurang dari 0,2% kematian akibat Covid-19 dialami orang di bawah usia 20 tahun," ungkap Tedros seperti dikutip kantor berita TASS.
Terkait dengan efek kesehatan jangka panjang yang mungkin dialami para anak-anak dan remaja, WHO mengaku belum benar-benar yakin.
"Diperlukan lebih banyak penelitian tentang faktor-faktor yang meningkatkan risiko gejala yang parah dari Covid-19 pada anak-anak dan remaja. Dan untuk efek kesehatan jangka panjang pada mereka, kami masih belum mengetahuinya," ujar Tedros.
Anak-anak, WHO menyebutkan, cukup terhindar dari virus corona yang mengudara sejak awal tahun ini. Tapi, mereka bisa terkena dampaknya melalui cara lain.
Di banyak negara, dengan layanan imunisasi dan asupan nutrisi yang terganggu, anak-anak akan mengalami ancaman yang lebih intens.
Jika kondisi tersebut terus berlangsung, tingkat kerentanan pada anak-anak akan semakin meningkat. Dampak kesehatan jangka panjang pun mungkin saja terjadi.
"Mengingat konsekuensi yang buruk pada anak-anak, remaja, dan masyarakat kita secara keseluruhan, keputusan untuk menutup sekolah adalah pilihan terakhir, sementara, dan hanya di daerah dengan penularan yang intens," ungkap Tedros.(*)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Efek kesehatan jangka panjang Covid-19, WHO: Kami pun belum mengetahuinya"