GJ-11 memiliki kemampuan siluman yang memungkinkannya untuk menyelinap jauh ke dalam wilayah musuh tanpa tertangkap radar, lalu meluncurkan serangan dengan rudal yang tersembunyi di teluk senjata atas sasaran utama musuh.
Wei Dongxu, analis militer yang berbasis di Beijing, mengatakan kepada Global Times, China telah menguasai teknologi yang digunakan pada drone tersebut.
Melihat desain aerodinamis drone, Wei mengatakan, GJ-11 kemungkinan memiliki kemampuan siluman dan kualitas terbang yang luar biasa.
Rusia juga sedang mengembangkan S-70 Okhotnik, drone tempur siluman dengan sayap serupa. Sementara Amerika Serikat telah membuat drone siluman X-47B.
Melansir Military Factory, tampaknya, sebagian besar desain GJ-11 dipengaruhi oleh Northrop Grumman X-47B buatan Amerika Serikat, dalam bentuk dan ukuran keseluruhan.
Karakteristik siluman melekat pada desain, yakni low profile and shrouded exhaust port. Dengan cara ini, pesawat bisa "menyelinap" ke ruang udara musuh dan menyerang target yang bernilai strategis tanpa terdeteksi.
Pesawat ini memiliki penampilan yang tidak berbeda dengan X-47B, dengan bentuk planar semua sayap dan tidak ada sirip ekor sama sekali, dengan mesin turbofan internal tunggal.
Bentuk keseluruhan pesawat adalah seperti mata panah, memaksimalkan efisiensi aerodinamis dan bahan bakar untuk operasional penerbangan jarak jauh.
Menurut perkiraan Military Factory, kecepatan drone tempur siluman GJ-11 mencapai 1.000 km per jam, dengan daya jelajah hingga 4.000 km.
Kemudian, pesawat nirawak tempur siluman GJ-11 dilengkapi senjata rudal berpemandu laser, rudal udara ke darat, dan bom konvensional.