GridHot.ID - Seorang mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar berdebat saat terjaring operasi yustisi covid-19.
Ia menyebut tak ada orang yang meninggal karena covid-19.
Melansir TribunGowa.com, seorang mahasiswi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin ( Unhas ) berdebat dengan petugas saat operasi yustisi penegakan protokol kesehatan atau penggunaan masker di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Debat itu berlangsung di Jl Tun Abd Razak, Gowa, Jumat (5/2/2021).
Mahasiswi yang mengenakan seragam itu, menurut petugas, kedapatan tak mengenakan masker saat razia.
Situasi memanas karena di antara mereka ada yang berkata tak pantas.
"Mahasiswa kok begitu," kata soseorang.
Mahasiswi yang duduk di mobil ambulans itu kemudian membalas, "Kenapa kata-katai mahasiswa kah?"
"Ananda (merujuk kepada mahasiswi) pakai (masker). Kalau pakai almamater, sopan. Tahu aturan," kata seorang petugas kepada mahasiswi yang memasang masker di dagunya.
Dibalas lagi oleh mahasiswi, "Kira-kira kalau aparat menasihati dengan cara begitu, bagus tidak?"
Seorang pria lalu tampak meminta mahasiswi itu menutup mulutnya menggunakan masker.
"Kamu kan melanggar," kata petugas menimpali.
Si mahasiswi dengan nada bicara tinggi membalas lagi, "Harusnya pertanyakan tadi bagaimana yang melanggar di sana. Ini kebetulan saya yang dapat."
Dibalas petugas, "Itu urusan kami, bukan urusan kamu. Ini wilayah Gowa. Kalau lewat sana bukan Gowa lagi. Pemerintah Gowa ada peraturannya."
"Sana itu (wilayah) Makassar, Dek," kata seseorang lainnya kepada si mahasiswi.
Petugas yang berdebat dengan mahasiswi itu diduga adalah Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Gowa, Yeni Andriani.
Sementara itu, dilansir dari Tribun-Timur.com, Kajari Gowa Yeni Andriani, sempat berdebat dengan mahasiswa terkait penerapan protokol kesehatan.
Perdebatan antara mahasiswa dengan Kejari Makassar saat operasi yustisi di Jl Tun Abdul Razak, Gowa pada Jumat (5/2/2021).
Kajari Gowa, Yeni Andriani, menjelaskan kronologi perdebatan antara mahasiswa saat operasi yustisi.
Sebelumnya, tim operasi yustisi telah memantau pergerakan mobil warna kuning yang akan melintas.
"Dari pihak kepolisian juga mengatakan semua kaca mobil coba dibuka. Dari jauh sudah kita lihat sepasang laki dan perempuan ini tak menggunakan masker," ujarnya saat dihubungi Tribungowa.com, Sabtu (6/2/2021).
Tim operasi yustisi pun langsung menyetop mobil yang dikendarai mahasiswa tersebut.
"Pada saat mobil dipinggirkan mereka mungkin cepat-cepat ambil masker tapi kondisinya masih tidak pakai masker pas turun," ujar Yeni.
Yeni pun bertanya kepada keduanya kenapa tidak memakai masker.
"Saya bertanya kenapa tidak pakai masker. Di situ sudah mencak mencak perempuanya dan laki-lakinya. Dia sudah marah-marah sudah maki-maki. Dia bilang saya lagi makan kalau makan memang harus pakai masker," ungkapnya.
"Kan memang kalau orang lagi makan tidak pakai masker dan saya tanya masker mu dimana ?," sambung Yeni.
Mahasiswa itupun menjawab bahwa masker mereka simpan di dalam tas.
"Kalau masker kamu di dalam tas berarti kamu tidak pakai masker. Mereka semakin mencak-mencak baik perempuan maupun laki-lakinya," kata Yeni.
Bahkan dua oknum mahasiswa itu memarahi petugas. Bahkan pria itu juga mempertanyakan aturan terkait wajib masker.
"Ini ada Perda, baca ada aturan tapi dia tetap mencak-mencak dia pertanyakan aturanya. Jadi saya bilang kamu didenda, kata dia kita ini juga dapat uang kiriman orang tua, jadi saya bilang kalau tidak mau didenda diswab saja," jelas Yeni.
Dijelaskan Yeni, keduanya kembali marah dan tidak ingin disanksi swab.
Yeni kembali menyampaikan kepada mahasiswa jika tidak ingin didenda, maka ia harus menyimpan KTPnya.
"Seandainya kita emosi terjadilah tapi kami tahan emosi. Sebenarnya kita ini orang tua dibentak riskan juga," ujarn Yeni.
Apalagi saat itu, ada juga ada pelanggar lain yang tidak terima diberi sanksi.
"Saat direkam itu jadi marah lah semua orang kayak mau melawan, makanya disuruh hapuslah rekamanya dan disuruh swab," lanjutnya.
Yeni juga membenarkan terkait perkataan oknum mahasiswa tersebut terkait tidak ada orang yang meninggal karena Covid-19.
"Iya benar dia bilang begitu sebelum turun dari mobil katanya tidak ada itu orang yang mati karena Corona. Jadi saya bilang ayomi saya bawa ke macanda agar percaya," ujar Yeni.
Dari pengakuan Yeni, mereka menyebut tak ada orang mati karena corona, saat mahasiswa laki-laki turun dari mobil.
Yeni pun menegaskan, jika petugas lainnya juga menyaksikan pernyataan tersebut.
Yeni menambahkan, setelah selesai diswab/rapid antigen kedua mahasiswa itu meminta maaf kepada dirinya.
"Sebelum mereka pulang mereka meminta maaf, kalau memang tidak salah ngapain meminta maaf," bebernya.
Klarifikasi Kedua Mahasiswa
Dua Mahasiswa Teknik Unhas, Dian Permatasari dan Muhammad Zulfikar membuat klarifikasi di Kantor TribunTimur Makassar Jl Cendrawasih, Makassar, Sabtu (6/2/2021).
"Kami dari mahasiswa tekhnik Unhas yang belakangan ini viral bahwa kami mengeluarkan statement pada saat razia prokes. Kami datang ke Kantor Tribun Timur untuk mengklarifikasi terkait berita tersebut," kata Dian.
Kata Dian, dirinya mengklarifikasi pertama membantah terkait bahwa mereka tidak mau swab.
"Itu tidak benar. Bahkan kemarin kami menawarkan diri untuk diswab. Tabe bu pak kalau begitu diswab saja," kata Dian.
Kedua, mereka membantah terkait statement tidak ada yang meninggal dunia akibat Covid-19.
Begitu pula dengan mengajukan jari tengah kepada petugas itu tidak benar saat melakukan operasi yustisi penegakan prokes.
"Karena saya sudah memberikan buktinya di akun sosial media saya tentang memberikan jari tengah kepada petugas," ungkapnya.
Sebagai mahasiswa, Dian dan Fikar mengaku mendukung kegiatan Pemerintah terkait penerapan protokol kesehatan.
"Yang perlu diperhatikan adalah cara peneguranya agar masyarakat yang ditegur juga tidak mudah tersinggung atau diberi sanksi teguran telebih dahulu," harapnya.
"Mungkin juga bisa diperbaiki kalau tidak membayar denda, diarahkan untuk wajib swab. Jangan dipaksakan harus membayar denda," kata Dian.
Dian dan Fikar meminta maaf kepada Tribun Timur lantaran telah mengelurakan statement bahwa semua isi berita yang telah diberitakan pada judul 'Kedapatan Tidak Pakai Masker di Gowa, Mahasiswa Unhas: Tidak Adaji Orang Mati karena Covid' itu hoax.
"Kami meminta maaf kepada Tribun Timur karena kita telah mengeluarkan statement bahwa semua yang diberitakan Tribun Timur hoax," ujarnya.
"Dalam berita tersebut, murni memuat pernyataan dari petugas dan benar seperti jumlah denda, ikut rapid, hingga sanksi lainya," kata Dian dan Fikar.
Ia menambahkan, setelah dikonfirmasi ke tribun-timur.com, bahwa berita tersebut dari narasumber dan dimuat oleh beberapa media online lainnya.
Dian dan Fikar juga meminta kepada masyarakat agar pintar pintar memilah berita mana yang benar dan salah dan jangan mudah percaya dengan berita di media sosial yang beredar.
"Kami juga menyampaikan terima kasih kepada pihak Tribun Timur Makassar karena telah memberikan ruang untuk memberikan klarifikasi di kantor TribunTimur," pungkasnya. (*)