Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kelewat Licik, Berhasil Tipu 30 Ribu Warga Amerika Serikat hingga Raup Untung Rp 875 Miliar, Terbongkar Cara Scammer Asal Jatim Curi Dana Bansos Covid-19 Pemerintah AS

Desy Kurniasari - Sabtu, 17 April 2021 | 19:13
Begini Kerjasama Hacker Bansos AS dan Lulusan SMK di Jawa Timur Bikin Web dan Sebar SMS Palsu

Begini Kerjasama Hacker Bansos AS dan Lulusan SMK di Jawa Timur Bikin Web dan Sebar SMS Palsu

Pelaku memanfaatkan program Pandemic Unemployment Assistance (PUA), yaitu bantuan ekonomi dari pemerintah AS bagi warga yang menganggur karena pandemi.

Kombes Farman, Direktur Reskrimsus Polda Jawa Timur mengatakan bahwa kedua tersangka sudah beroperasi sejak Mei 2020.

Baca Juga: Bolak-balik Perjalanan Dinas ke Luar Daerah Pakai Jet Pribadi, Sopir Pribadi Harga Fantastis yang Digelontorkan Juliari Batubara untuk Sekali Sewa: Saya Pernah Dengar...

Barulah di tanggal 1 Maret 2021, petugas Siber Distreskrimsus Polda Jatim memergoki aksi pelaku di Surabaya.

Polda Jatim menemukan skrip scampage di dalam laptop MZMSBP. Diketahui, MZMSBP merupakan pembuat situs web palsu dan SFR bertindak sebagai penyebar yang menggunakan software untuk mengirimkan SMS blast ke warga negara 20 juta warga negara AS.

Di SMS tersebut, terlampir tautan yang mengarah ke situs bantuan sosial Covid-19 palsu yang telah dibuat MZMSBP. Dari 20 juta SMS yang dikirim, sebanyak 30.000 warga negara AS merespons dengan mengisi formulir yang telah disediakan pelaku.

Baca Juga: Parasnya Buat Para Pria Terpana, Cita Citata Justru Bertubi-tubi Kandas Saat Jalani Asmara, Ngaku Mau Dinikahi Mantannya Malah Niat Nipu Nguras Harta

Mereka juga melampirkan data diri mereka yang kemudian dikumpulkan oleh SFR. Data tersebut kemudian diserahkan SFR ke pelaku lain berinisial S yang saat ini masih berstatus DPO (daftar pencarian orang).

Mencuri Rp 875 miliar

Dihimpun KompasTekno dari situs resmi Polres Mojokerto, Jumat (16/4/2021), tersangka S yang kini tengah dalam pencarian diduga adalah warga negara India. Data diserahkan SFR ke S melalui WhatsApp dan Telegram.

Tersangka S menggunakan data pribadi warga negara AS tersebut untuk meminta bantuan ke pemerintah AS lewat program PUA. Menurut kebijakan program tersebut, setiap warga negara yang terdaftar berhak mendapatkan bantuan senilai 2.000 dollar AS atau sekitar Rp 30 juta (kurs Rp 14.600).

"Diperkirakan ada 60 juta dollar AS (sekitar Rp 875 miliar) yang sudah didapat. Uang dari pemerintah AS itu masuk ke terduga pelaku yang saat ini masih DPO," jelas Kombes Farman dalam wawancara di KompasTV.

Source :Kontan.co.idTribunjateng.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x