"Memang itu sengaja, satu strategi. Dari beat, sense of rock, kita masukan ke dalam orkes melayu tapi sense of dangdutnya enggak hilang," kata pria kelahiran Tasikmalaya 11 Desember 1946 itu.
3. Dangdut dan dakwah
Perjuangan Rhoma Irama dalam membentuk musik dangdut tak berhenti sampai di situ saja.
Dikutip dari Kompas.com, pada tahun 1973 ia berusaha untuk memasukkan unsur dakwah ke dalam musik-musik Soneta.
Langkah pertama yang diambil adalah dengan mengucapkan salam di atas panggung dan berujung pelemparan sandal dari para penonton.
"Salam pertama saya ucapkan di Ancol tahun 1973. Begitu salam, hujan sandal. 'Hey, hey, ini bukan masjid! Saking tabunya itu salam di panggung musik," ucap Rhoma.
Namun perjuangan itu akhirnya membuahkan hasil.
(*)
Source | : | Kompas.com,Banjarmasinpost |
Penulis | : | Septia Gendis |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar