“Australia tidak membantu mereka”Terlepas dari bagaimana kedua perempuan itu meninggal, jelas Australia telah mengecewakan mereka, menurut peneliti Human Rights Watch Sophie McNeill.
Lebih lanjut kata dia, setiap pencari suaka merasa hidup "sangat sulit" tetapi perempuan Saudi "sangat rentan."
“Jika Anda orang Suriah atau Afghanistan, Anda dapat menjangkau lebih banyak orang yang berada dalam situasi serupa, tetapi komunitas pencari suaka perempuan Saudi sangat kecil dan ada banyak ketakutan, banyak paranoia,” kata McNeill.
Selain itu, banyak yang menghadapi kesulitan keuangan. Di Australia, pencari suaka yang menunggu kasus mereka disebut menerima tunjangan dalam jumlah yang kecil.
"Mereka sering kali berasal dari keluarga yang mampu, secara finansial. Jadi itu benar-benar keputusan yang berani dan luar biasa ketika mereka melarikan diri," kata McNeill.
"Mereka meninggalkan keamanan finansial itu."
Saffaa setuju wanita seperti itu menghadapi keadaan yang unik. Keputusan untuk menolak visa kedua perempuan tersebut - jika benar seperti yang dilaporkan – bisa jadi langkah yang "sembrono dan lalai" dan menyebabkan stres yang luar biasa bagi mereka, tambahnya.
"Saya masih merasa terganggu dengan kemungkinan bahwa mereka tidak memiliki siapa pun untuk mendukung mereka dan memandu mereka dengan memberi tahu pilihan apa saja yang tersedia bagi mereka," kata Saffaa.
Kasus ini menggarisbawahi perlunya Australia untuk lebih mendukung komunitas pencari suaka dari Saudi, kata Saffaa dan MecNeill.
"Jelas mereka pasti menghadapi perasaan begitu sendirian dan ketakutan. Mereka datang ke sini mencari keselamatan, tapi kami tidak membantu mereka," ucapnya.
(*)