Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

'Coba Buktikan!', AS Tuduh Pasukan Vladimir Putin Pasok Senjata dari Iran dan Korea Utara, Duta Besar Rusia Naik Pitam Sebut Mereka Sebar Informasi Salah

Akhsan Erido Elezhar - Sabtu, 10 September 2022 | 06:00
Sosok presiden Rusia, Vladimir Putin.
Kompas.com

Sosok presiden Rusia, Vladimir Putin.

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID -Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (7/9/2022) mengatakan, negaranya sama sekali tidak merugi dari operasi militernya di Ukraina dan telah memperkuat kedaulatan Rusia.

Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Kompas.com, 9 September 2022, berbicara pada sebuah forum ekonomi, Putin mengatakan semua tindakan Rusia diarahkan untuk membantu rakyat Donbass.

“Ini pada akhirnya akan mengarah pada penguatan negara kami dari dalam dan untuk kebijakan luar negerinya,” kata Putin.

Rusia menginvasi Ukraina pada akhir Februari dan setelah meninggalkan gerak majunya ke ibu kota Ukraina, Kyiv, Rusia kemudian memfokuskan upaya militernya di kawasan Donbass, Ukraina Timur, di mana mereka yang pro-Rusia telah bertempur melawan pasukan Ukraina sejak 2014.

Putin juga mengkritik kesepakatan yang diperantarai PBB dan Turkiye yang memulai kembali pengiriman biji-bijian Ukraina di tengah-tengah krisis pangan global, ia mengatakan, ekspor itu tidak akan sampai ke negara-negara termiskin di dunia.

Pusat Koordinasi Gabungan yang mengawasi penerapan kesepakatan itu mengatakan bahwa hingga Selasa (6/9/2022), lebih dari 2,2 metrik ton biji-bijian dan bahan pangan lainnya telah meninggalkan pelabuhan-pelabuhan Ukraina di dalam sekitar 100 kapal.

Tujuan kapal-kapal itu mencakup Italia, Turkiye, Iran, China, Romania, Djibouti, Jerman dan Lebanon.

Mykhailo Podolyak, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan kepada Reuters bahwa komentar Rusia mengenai kesepakatan itu “tidak terduga” dan “tidak berdasar.”

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Inggris pada Rabu pagi mengatakan bahwa dalam periode 24 jam sebelumnya terjadi pertempuran hebat di Donbass, di dekat Kharkiv di Ukraina Utara dan di Kherson Oblast di Ukraina Selatan.

Baca Juga: Internal KKB Papua Ternyata Mantan Napi, Ini Jejak Kejahatan Sebby Sambom, Pentolan OPM yang Ingin Balas Dendam Setelah Anak Buah Egianus Kogoya Dimutilasi

“Beberapa ancaman serentak yang menyebar sejauh 500 Km akan menguji kemampuan Rusia untuk mengoordinasikan desain operasional dan merealokasikan sumber daya ke berbagai kelompok kekuatan,” kata kementerian itu.

“Sebelum perang, kegagalan Rusia melakukan ini adalah salah satu alasan yang mendasari kinerja buruk militer,” sambung Kementerian Pertahanan Inggris.

Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Kontan.co.id, 9 September 2022, diberitakan sebelumnya melalui utusannya di PBB, Rusia mendesak Amerika Serikat (AS) dan Inggris untuk memberikan bukti terkait tuduhan bahwa Rusia membeli persenjataan dari Iran dan Korea Utara.

Di hadapan 15 anggota Dewan Keamanan PBB, Duta Besar Rusia Vassily Nebenzia pada hari Kamis (8/9) menyebut dua negara rivalnya itu telah menyebarkan informasi yang salah.

"Saya ingin meminta mereka sekarang untuk memberi kami bukti atau mengakui bahwa mereka menyebarkan informasi yang tidak dapat diandalkan," ungkap Nebenzia, seperti dikutip Reuters.

Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia berbicara selama pertemuan Dewan Keamanan PBB, di Markas Besar PBB di New York City, New York, AS.
Kontan.co.id

Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia berbicara selama pertemuan Dewan Keamanan PBB, di Markas Besar PBB di New York City, New York, AS.

Komentar Nebenzia ini keluar setelah pemerintah AS menuduh Iran telah memasok drone tempur ke Rusia selama perang di Ukraina.

Tuduhan itu pun telah dibantah Iran.

Awal pekan ini, intelijen AS juga menyebut bahwa Rusia sedang dalam proses untuk mendatangkan roket dan peluru artileri dalam jumlah besar dari Korea Utara.

Tuduhan itu juga disampaikan Duta Besar Inggris untuk PBB Barbara Woodward di hadapan forum.

Baca Juga: Buku Panduan Peraturan Tak Bisa Ditemukannya, Isi Surat Terakhir Ratu Elizabeth II Sebelum Meninggal Dunia Sempat Terbaca: Ini Benar-benar yang Pertama

"Rusia beralih ke Iran untuk memasok UAV (kendaraan udara tak berawak) dan melakukan pelanggaran yang jelas terhadap sanksi PBB dengan memasok amunisi dari Korea Utara," kata Woodward.

Sementara itu, duta besar AS untuk PBB Richard Mills juga menentang tuduhan Rusia yang menyebut bahwa AS dan negara-negara Barat sedang berusaha meningkatkan ketegagan dan memperpanjang konflik di Ukraina.

Menurut Mills, klaim itu dilempar untuk menutupi banyak kesalahan Rusia.

"Klaim Rusia bahwa AS dan Barat meningkatkan dan memperpanjang konflik ini adalah salah. Itu adalah upaya untuk mengalihkan perhatian dari peran mereka sebagai satu-satunya agresor dalam perang," ungkap Mills.

(*)

Source :Kompas.comKontan.co.id

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x