Sang ayah saat itu mendirikan panggung wayang orang.
Dr Wigung kecil pun hampir setiap hari berada di tengah-tengah para seniman wayang orang di wilayah Pacitan dan sekitarnya.
Hal itu membuatnya banyak menyerap ilmu kesenian Jawa dari para seniman wayang orang yang tampil di panggung wayang orang yang didirikan sang ayah.
Darah seni memang sudah mengalir di tubuh Dr Wigung Wratsangka.
Saat dia berusia 14 tahun, Dr Wigung remaja sudah mulai menjadi dalang wayang orang.
Saat panggung wayang orang milik ayahnya mulai redup digempur perkembangan jaman Dr Wigung remaja memilih untuk beralih menjadi seorang dalang wayang kulit.
Dr Wigung yang lulus SMP pada 1983 kemudian memilih untuk hijrah ke Yogyakarta dan meneruskan sekolahnya di SMA Negeri 2 Yogyakarta.
Di sekolahnya, Dr Wigung sempat mendapatkan kesempatan untuk pentas menjadi dalang ketika acara lustrum.
Tak hanya itu, berkat kemampuannya dalam membawakan acara menggunakan bahasan Jawa, Dr Wigung juga dipercaya menjadi MC pernikahan gurunya.
Dr Wigung pun terus mengasah kemampuannya menjadi seorang seniman Jawa.
Setelah masuk ke Fakultas Kedokteran UGM, Dr Wigung tak melupakan dunia seni yang sudah membesarkannya.