Saat ini status kontrak dalam proses efektif kontrak menurut Kepala Biro Humas Setjen Kemenhan Brigjen Edwin Adrian Sumantha saat dihubungi, Rabu (14/6/2023).
Pengadaan pesawat Mirage beserta pendukung lainnya dilakukan berdasarkan pada surat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor: R.387/D.8/PD.01.01 /05/2023 tanggal 17 Mei 2023 tentang Perubahan keempat Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPLN-JM) Khusus Tahun 2020-2024 untuk Kementerian Pertahanan dan Surat Menteri Keuangan Nomor: S.786/MK.08/2022 tanggal 20 September 2022.
Dalam dokumen yang diterima Kompas.com, pengadaan tersebut dituangkan dalam Kontrak Jual Beli Nomor: TRAK/181/PLN/I/2023/AU, tanggal 31 Januari 2023 dengan nilai kontrak sebesar 733.000.000 Euro dengan penyedia Excalibur International dari Republik Ceko.
Lebih lanjut, selain membeli pesawat Mirage 2000-5, Kemenhan juga tengah menjajaki pembelian pesawat tempur Dassault Rafale dari Perancis dan F-15EX dari Amerika Serikat.
“Namun berdasarkan kontrak, dinyatakan bahwa kedatangan tiga pesawat Rafale pertama baru akan terlaksana pada Januari 2026,” ujar Edwin.
Sedangkan untuk kontrak pesawat F-15EX masih dalam tahap pembahasan Letter of Offer and Acceptance oleh Pemerintah Amerika Serikat.
Pembelian pesawat F-15 tersebut dengan skema Foreign Military Sales (FMS).
Dikutip dari laman Wikipedianya, Dassault Mirage 2000-5 ini merupakan pesawat yang sudah terkenal di seluruh dunia.
Pesawat ini lahir pada tahun 1970an dan sudah dipakai sejak masa-masa perang dingin.
Berdasarkan catatan, jet tempur ini sudah pernah dipakai di Perang Bosnia, konflik India-Pakistan, hingga Canepa War yang melibatkan Peru.
Pesawat ini memiliki bobot hingga 13 ton dengan kecepatan terbang hingga 2.336 km/jam.