Baginya, yang penting dari mengaji adalah niatnya bukan pada seberapa banyak jamaah di dalamnya.
Usahanya pun membuahkan hasil, selang beberapa tahun, majelis ta'lim yang didirikannya menjadi begitu fenomenal.
Jamaahnya bahkan sudah mencapai ribuan.
Gus Iqdam sengaja memberikan nama Majelis Sabilu Taubah yang berarti jalan taubat.
Hal tersebut karena jamaah berasal dari berbagai latar belakang.
Banyak jamaahnya yang merupakan orang-orang luar yang bahkan tak paham agama.
Gus Iqdam juga sengaja memperuntukkan majelis tersebut sebagai tempat mengaji bagi orang-orang berideologi jalanan, marginal dan selalu berurusan dengan kriminal.
Gus Iqdam dengan lembut dan telaten mengajak mereka agar bisa ngaji bersama.
Ia menjelaskan bahwa ngaji merupakan salah satu cara mengatur jiwa, mengolah pikiran dan ruhani.
Ngaji adalah ibarat BBM yang sangat dibutuhkan mobil untuk bisa menggerakkannya.
Bagaimana kendaraan bisa bergerak jika tidak ada bensin, seperti itulah bagaimana raga bisa bergerak menjadi baik jika tidak mengaji.