Gridhot.ID - Geger kasus penggerebekan rumah produksi film dewasa di Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Polda Metro Jaya menggerebek sebuah rumah yang ternyata digunakan untuk memproduksi film dewasa dan disebarluaskan dengan situs video streaming berlangganan.
Saat ini, polisi baru meringkus lima pelaku, disebutkan masih ada 16 pemeran atau aktor lainnya yang berusaha diburu untuk ditangkap.
Awalnya, para tersangka hanya membuat film horor dan komedi di kontrakan tersebut.
Namun karena tidak laku di pasaran, mereka akhirnya lebih memilih untuk banting setir ke dunia film dewasa.
Dikutip Gridhot dari Tribunnnews Maker, seorang pria bernama Irwansyah diketahui berbohong terhadap ketua RT di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan,
Irwansyah mengaku jika mengontrak rumah di Jalan AUP Barat, Pasar Minggu itu untuk memproduksi sinetron dan YouTube.
Namun, rumah megah itu ternyata malah dijadikan sebagai studio produksi film panas.
Seperti diketahui, Rumah megah di Jalan AUP Barat, Pasar Minggu merupakan satu dari tiga rumah produksi film panas di kawasan Jakarta Selatan yang digerebek polisi.
Penyewa rumah tersebut adalah seorang pria bernama Irwansyah yang merupakan salah satu dari lima tersangka dalam kasus ini.
Irwansyah adalah produser sekaligus sutradara di rumah produksi film panas.
Rokib mengatakan, Irwansyah mengontrak rumah tersebut sejak awal tahun 2023. Ia dikenal sebagai sosok yang tertutup.
"Di awal tahun 2023 (mengontrak rumah), saya lupa, belum setahun. Memang orangnya tertutup sih," kata Rokib kepada wartawan di lokasi.
Rokib mengungkapkan, Irwansyah sempat meminta izin untuk membuat konten video saat pertama kali mengontrak.
Namun, ketika itu Irwansyah mengaku hanya memproduksi sinetron dan konten YouTube.
"Iya sempat izin, dia bilang buat syuting sinetron-sinetron itu atau film-film Youtube setahu saya sih," ungkap dia.
Pantauan TribunJakarta.com pada Rabu (13/9/2023), rumah itu memiliki luas sekitar 500 meter persegi.
Bangunan rumah tersebut tampak megah dengan pagar setinggi lebih dari dua meter.
Rumah megah dua lantai yang dikelilingi tembok beton itu berada persis di samping lahan kuburan.
Sementara itu, terlihat satu unit mobil berwarna hitam yang terparkir di area halaman rumah. Di bagian terdapat spanduk bertuliskan bahwa rumah itu dijual.
Ketua RT setempat bernama Rokib (53) membenarkan bahwa rumah tersebut digerebek Subdit Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya.
"Iya betul (rumah digerebek polisi), ditempatin sama Pak Irwansyah. Tapi dia cuma nyewa, bukan pemilik," kata Rokib kepada wartawan di lokasi.
Adapun Irwansyah merupakan produser sekaligus sutradara film porno yang diproduksi.
Selama sekitar satu tahun beroperasi sejak awal 2022, rumah produksi film dewasa di Jaksel telah meraup keuntungan sebesar Rp 500 juta.
"Adapun jumlah keuntungan yang didapat tersangka kurang lebih satu tahun beroperasi, dimulai awal 2022, sudah sekitar Rp 500 juta," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak, Senin (11/9/2023).
Para tersangka kemudian membeli sejumlah aset dari keuntungan yang diperoleh, termasuk satu unit mobil.
"Telah diwujudkan beberapa aset yang kita juga lakukan penyitaan pada saat penggeledahan dan penangkapan, salah satunya kendaraan Nissan X-Trail," ujar Ade.
Ia mengungkapkan, rumah produksi film dewasa ini menawarkan beberapa paket kepada para pelanggannya.
Harga paket termurah dibanderol Rp 50 ribu, sedangkan paket termahal mencapai Rp 500 ribu.
"Ada yang paket berlangganan satu hari, dengan membayar Rp 50 ribu, satu minggu bayar Rp 150 ribu, satu bulan Rp 250 ribu, satu tahun Rp 500 ribu," ungkap dia
Sejumlah artis, foto model, hingga selebgram terlibat dalam produksi film dewasa tersebut.
"Jadi perlu saya sampaikan di sini, latar belakang dari pemeran wanita di sini mulai dari artis, foto model, maupun selebgram," kata Ade.
Ade mengungkapkan, para pemeran wanita itu direkrut melalui jejaring media sosial.
Baca Juga: Pesta Orgy yang Digerebek Polisi di Jakarta Selatan Ternyata Dilaporkan Via WhatsApp
"Cara merekrut para pemeran dalam konten video maupun film bermuatan asusila yang dimaksud, tersangka ini selain mendapatkan talent dari kelompok jaringannya, juga dilakukan melalui profiling media sosial dari calon targetnya," ungkap dia.
Kombes Ade mengatakan, tidak ada kontrak tertulis antara rumah produksi dan pemeran film dewasa.
"Tidak terdapat kontak untuk pemeran yang digunakan dalam pembuatan film asusila yang dimaksud," kata Ade.
Ade menuturkan, pemeran film dewasa itu mendapatkan bayaran antara Rp 10-15 juta untuk setiap film yang diproduksi.
"Jadi pembayaran hanya sekali di per film dengan kisaran pembayaran di angka Rp 10 juta sampai Rp 15 juta," tutur dia.
(*)