Sedangkan HS yang bekerja sebagai pegawai swasta bertugas membuat atau menyediakan kartu identitas untuk syarat pembukaan rekening dengan saldo awal Rp 500 juta.
"Dia orang dalem, orang BRI, dia bawa KTP fiktif dulu. Tapi diisi modal Rp 500 juta dulu, otomatis dia jadi nasabah prioritas yang bisa mendapat kartu kredit yang limitnya sama Rp 500 juta," kata Didik.
Tak hanya satu rekening, HS membuat 41 KTP untuk membobol dana Rp 5,1 miliar selama satu tahun tersebut.
Didik mengungkapkan, HS membuat KTP menggunakan foto dirinya namun identitasnya memakai orang lain. Identitas yang digunakan, bukan data nasabah BRI.
"Bukan nasabah dia sendiri, namanya banyak. Ada sekitar 10 identitas nama dia. Jadi, wajahnya dia tapi namanya beda. Berarti dia niat, foto 1 dibikin 10 identitas," tandas Didik.
Melansir tribunsumsel.com, kronologi pasutri bobol dana bank BUMN hingga Rp 5,1 miliar di Tangerang.
Pasutri yang bobol dana bank BUMN di Tangerang diketahui merugikan negara Rp 5,1 Miliar dengan menjalani aksinya memakai ktp palsu nasabah prioritas.
Saat itu diketahui jika HS (40), membantu aksi sang istri, FRW (38) membuat 41 KTP untuk membobol dana bank BUMN tersebut sebanyak Rp 5,1 miliar.
Hal tersebut dilakukan pasutri ini selama satu tahun dari 2020 sampai 2021.
"Yang digunakan adalah 41 KTP fiktif. Ketika kita tangkap suaminya itu banyak KTP fiktif yang kita temukan," kata Kepala Kejaksaan Tinggi Banten, Didik Farkhan Alisyahdi kepada wartawan di kantornya, Kamis (26/10/2023) dilansir dari Kompas.com.
Menurut Didik, HS membuat KTP menggunakan foto dirinya.