Gridhot.ID - Serka Daniel, ajudan Bupati Kutai Barat (Kubar) resmi ditetapkan sebagai tersangka setelah menganiaya sopir truk CPO di Jembatan Kinong, Kampung Jenang Danum, Kutai Barat.
Kapendam VI Mulawarman, Kolonel Kav Kristiyanto mengatakan, penetapan tersangka dilakukan setelah Detasemen Polisi Militer (Denpom) VI/1 Samarinda memeriksa Serka Daniel.
Kini, Serka Daniel ditahan di Denpom VI/1 Samarinda.
"Betul, yang bersangkutan (Serka Daniel) sudah ditetapkan tersangka, hasil pemeriksaan kemarin. Sampai sekarang masih ditahan di Denpom Samarinda," ujarnya kepada Kompas.com pada Jumat (29/12/2023).
Namun, Kapendam belum menjelaskan soal sanksi yang akan dijatuhkan kepada Serka Daniel.
"Dari pihak penyidik dalam hal ini Denpom itu sudah diketahui kategorinya masuk kategori penganiayaan ringan," katanya.
Kristiyanto mengatakan, kasus ini akan dilimpahkan ke persidangan setelah pemeriksaan terhadap Serka Daniel selesai.
Akibat perbuatannya itu, ia disangkakan Pasal 352 KUHP dengan ancaman hukuman 3 bulan penjara.
Diberitakan sebelumnya, video yang merekam Serka Daniel menganiaya sopir truk CPO bernama Andri Rahman viral di media sosial.
Kejadian itu terjadi di Jembatan Kinong, Kampung Jenang Danum, Kubar pada Rabu (20/12/2023).
Saat itu rombongan Bupati Kutai Barat FX Yapan baru saja melakukan sosialisasi di wilayah Tanjung Isuy, Kecamatan Bongan dan hendak pulang ke Kubar.
Baca Juga: Iriana Nangis Ajudan Kesayangan Pamit Cuti, Presiden Jokowi Janjikan Hal Ini ke Sandhyca Putrie
Dalam perjalanan, rombongan bupati diduga tidak diberi jalan oleh truk yang dikemudikan Andri Rahman.
Serka Daniel lantas menghentikan mobil yang ditumpangi bupati dan menghampiri sopir truk, namun berujung penganiayaan.
Tanggapan Bupati Kutai Barat
Melansir dari laman www.rri.co.id, Bupati Kutai Barat FX Yapan menilai insiden penganiayaan yang dilakukan ajudannya terhadap sopir truk CPO terjadi karena emosi sesaat.
Menurutnya, insiden itu tidak akan viral jika sopir truk Andri Rahman sedikit mengalah dengan memberi jalan kepada rombongan bupati.
Pasalnya lanjut Yapan, saat itu supir truk justru ikut marah-marah saat ditegur ajudannya karena mobil yang ditumpangi bupati hampir kecelakaan dan ditabrak.
Ulah supir truk itu, kata Yapan membuat ajudannya emosi hingga memaksa supir turun dari mobil dan menendangnya 2 kali.
"Mungkin hanya pendeta dan pastor yang tidak emosi. Tapi siapapun hari itu pasti emosi karena dia (sopir truk) yang ngomel sama kami. Jadi saya ini antara melerai ajudan, tapi juga melerai mereka yang dari samping (masyarakat) mau pukul juga," ujar Yapan saat memberikan klarifikasi kepada ratusan warga Kubar yang hadir dalam perayaan Natal Oikumene di Taman Budaya Sendawar, Rabu (28/12/2023) malam.
Yapan mengatakan, pihaknya hanya ingin masyarakat tahu kejadian sebenarnya karena banyak komentar negatif yang menyudutkan dirinya dan sang ajudan.
Meski begitu, Yapan mengaku menerima kritikan netizen maupun masyarakat luas atas aksi ajudannya yang dinilai arogan.
Namun sekali lagi, dia menyebut insiden itu memang di luar kendali karena ajudannya terlanjur emosi.
"Jadi banyak komentar-komentar yang negatif saya terima. Mudah-mudahan kejadian ini tidak terkena kepada keluarga orang-orang yang membuat komentar yang negatif. Karena sampai hari ini sudah 4 korban yang meninggal dunia," ungkap mantan ketua DPRD Kubar itu.
Atas peristiwa itu, Yapan menyampaikan permintaan maaf terhadap sopir dan keluarganya serta masyarakat.
Yapan mengakui, penganiayaan itu semestinya tidak perlu terjadi.
"Saya atas nama pribadi dan keluarga serta pemerintah dan ajudan saya minta maaf kepada korban serta keluarganya. Bahwasanya hal itu bisa terjadi," ujar Yapan di ruang kerjanya, Kamis (21/12/2023).
Yapan mengklaim peristiwa itu terjadi secara spontan lantaran ajudannya yang tersulut emosi.
Ajudannya emosi karena tindakan sopir truk dinilai membahayakan.
"Mungkin orang menilai itu salah. Tapi kejadian itu terjadi spontan. Sebab benar-benar berbahaya. Dan sekali lagi saya mohon maaf," ujarnya.
Selain itu, Yapan justru heran dengan sikap masyarakat yang terkesan diam saat masyarakat umum jadi korban di jalan raya akibat ulah truk sawit.
Dia menyebut selama bulan November sampai akhir Desember 2023, ada 4 nyawa melayang di jalan akibat kecelakaan yang melibatkan truk sawit atau CPO.
Termasuk cucunya asal kampung Besiq serta beberapa orang yang cacat seumur hidup akibat tertabrak mobil sawit.
"Perlu masyarakat ketahui dari tanggal 5 November sampai hari ini (28/12/2023) ada 4 korban yang meninggal dunia. Ada tiga korban yang hidup tapi cacat seumur hidup. Termasuk cucu saya itu mati. Yang satu kakinya remuk sampai hari ini tidak normal," ucapnya.
Bahkan hingga saat ini, laporan masyarakat yang diterima bupati terkait jalan rusak dan jadi korban kecelakaan dengan truk CPO terus berdatangan. Lantaran mobil angkutan kelapa sawit makin bebas menggunakan jalan umum karena tanpa pengawasan dan regulasi yang jelas.
"Sampai hari ini hampir belasan laporan yang saya terima, mereka yang jatuh dan keluar jalan gara-gara mobil CPO ini," ujarnya.
"Yang korban meninggal itu mulai tanggal 5 November di dekat Haji Acong. Habis itu di daerah Karang Rejo mati juga. Baru-baru juga depan asisten tiga waktu pulang Natal ada kecelakaan itu juga mati. Itu semua truk CPO. Saya hanya ingin menyampaikan kejadian yang sebenarnya," beber politikus PDI Perjuangan ini.
Yapan berharap, kejadian itu tidak terulang lagi dan meminta para pengusaha angkutan CPO memperketat pengawasan pengemudinya serta membekali aturan berlalu lintas dan etika di jalan umum.
Sebab ada regulasi yang mengatur soal jalan khusus dan jalan umum. Dimana angkutan sawit maupun bata bara harusnya menggunakan jalan khusus.
(*)